Friday, 8 April 2016

Revolusi Mental Sudah Ada Sejak Presiden RI Pertama

Universitas Negeri Semarang (Unnes) sebagai universitas konservasi mempunyai visi yakni universitas berwawasan konservasi bereputasi internasional mempunyai delapan nilai konservasi yaitu inspiratif, humanis, kepedulian, inovatif, kreatif , sportif, kejujuran, dan keadilan.

Rektor Prof Dr Fathur Rokhman MHum menyampaikan itu saat memberi sambutan pada Kulia Umum “Revolusi Mental Mahasiswa melalui Pembinaan Bela Negara” Jumat (8/4) di auditorium kampus Unnes Kampus Sekaran Gunungpati. Dihadiri 750 mahasiswa, dekan, Wakil Rektor, Direktur PPs, dan pimpinan di lingkungan Unnes.

Prof Fathur nenegaskan, kedelapan nilai itu menyatu tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain.

Sementara itu Pangdam IV Diponegora Mayjen TNI Jaswandi sebagai nara sumber menyampaikan, revolusi mental itu sudah ada sejak presiden kita pertama sampai sekarang, Unnes merupakan universitas konservasi bahwa dari konservasi ini telah menjadi visi yang berwilayah di gunungpati bertaraf internasional.

“Saya berbicara di depan ini sebetulnya tidak pantas, sebab delapan nilai konservasi ini sudah lengkap karena kalau berbicara tentang revolusi mental salah satu korelasinya dengan delapan nilai konservasi ini sangat berkesinambungan, delapan nilai konservasi semuanya sudah terimplemantasi,” ucap Mayjen TNI Jaswandi.

“Jadi kalau mau belajar, belajarlah di Unnes karena delapan nilai konservasi sudah menjadi satu kebiasaan dan sudah menjadi satu kehidupan yang sudah teraplikasi ke dalam keseharian,” kata Mayjen TNI Jaswandi.

Menurut Mayjen TNI Jaswandi, revolusi mental ini sudah didengungkan mulai dari pemimpin-peminpin kita dari awal. Presiden kita pertama Soekarno sudah mencanangkan juga revolusi mentalnya. ini merupakan hal yang nyata. “Revolusi mental merupakan satu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru”.

Jadi sebetulnya tidak ada suatu hal yang luar biasa, sebab sudah didengnungkan sudah cukup lama ini sudah disampaikan oleh presiden pertama kita bahwa revolusi mental menjadi hal yang sangat penting.

Namun, pada saat itu terjadi suatu kemandegan, terjadi suatu kondisi yang tidak bisa dilanjutkan karena pada saat itu kita tentunya menyadari semua bahwa selesai dijajah tidak mudah menjadi negara yang bisa langsung menjadi negara berkembang.

Kemandegan itu terjadi karena penurunan semangat jiwa revolusioner, tidak konsisten para pemimpin politik pada tujuan, dan terjadi penyelewengan baik ekonomi maupun kebudayaan.

Revolusi mental ini terus dilanjutkan kepada pemimpin berikutnya, bahwa Presidan soeharto juga menyatakan revolusi mental pada saat itu “kekuatan untuk kesinambungan peksanaan pembangunan nasional”.

Kemudian, juga diteruskan kepada pemimpin-pemimpin berikut. Revolusi mental merupakan sebuah upaya untuk melakukan koreksi demi masa depan yang lebih baik.
Kita patut bangga dan kita patut hormat kepada beliau, karena beliau-beliaulah yang menyanangkan dan saat ini kita bisa duduk, bisa mendengarkan, bisa menikmati.

Unnes sebagai perguruan tinggi harus dapat memulia membantu gerakan revolusi mental dari dalam. Revolusi bukan hanya terbatas pada perilaku tetapi juga dalam cara berfikir dan perkataan.

ini juga harus berhati-hati karena saat ini kadang-kadang kita menyampaikan atau mengatakan hal yang bercanda tapi menjadi persoalan.

perguruan tinggi yang menjadi ujung tombak untuk merealisasikan gerakan revolusi mental dan kekuatan ini harus tumbuh dari dalam.

perguruan tinggi memiliki peran strategis, karena dari perguruan tinggi akan lahir generasi penerus, generasi yang unggul untuk menjawab tantangan tugas yang akan datang. saat ini sudah masuk era masyarakat ekonomi ASEAN.


from Universitas Negeri Semarang

No comments:

Post a Comment