Banyak sistem nilai yang dikonstruksi untuk menyubrodinasi perempuan. Untuk keluar dan melawan sistem nilai itu perempuan masa kini harus memiliki keberanian bersuara. Keberanian bersuara juga diperlukan untuk mendobrak stereotip perempuan yang telanjur dikonstruksi kalem dan pendiam.
Demikian salah Satu gagasan profesor bidang sosiologi Unnes Prof Tri Marheeni MHum dalam seminar memperingati hari kartini di Fakultas Teknik (FT), Kamis (21/4). Pengajar mata kuliah sosiologi gender itu mengajak peserta seminar yang mayoritas perempuan untuk lebih mencermati sistem nilai dalam masyarakat.
Ia menunjukkan bahwa sejumlah aturan dalam masyarakat memang diciptakan dengan semangat patriarkhi. Tentang pembagian tugas domestik dan publik, misalnya, merupakan konstruksi sosial yang patriarkhi.
Untuk mencermati berbagai konstruksi itu, ia sarankan adalah membedakan konsep gender dengan kodrat. “Gender adalah konstruksi sosial, sementara qodrat adalah sifat yang melekat karena anugerah dari Tuhan,” katanya.
from Universitas Negeri Semarang
No comments:
Post a Comment