Thursday, 28 April 2016

Lakukan Kaderisasi Pelaku Seni, Unnes Adakan Festival Seni Tradisi

Penonton bersorak melihat para pemain dari kesenian Turangga Muda Lestari SMK Negeri 1 Pringapus kabupaten Semarang berlarian dengan jaran kepang mereka. Tiap kali mereka bertabrakan, penonton tempik-sorak kian riuh. Lalu tibalah saatnya para pemain kesurupan, jaran kepangnya meliar. Penonton girang.

Lima menitan kemudian, setelah yang kesurupan semakin liar, penonton kian riuh bersorak melihat belasan lelaki dan beberapa wanita menyeret para pemain yang kian kalap.

Pementasan kesenian tradisional jaran kepang Turangga Muda Lestari dari pringapus itu sebagai penampil pertama pada Festival Seni Tradisi di Universitas Negeri Semarang (Unnes) kampus Sekaran, Gunungpati, Kamis (28/4).

Selain itu, Kethoprak Ringkas dari SMK 17 Magelang, Lengger (SMA Kretek Wonosobo), Jaranan Turangga Seta (SMA Boyolali), Barongan (SMA 1 Randu Blatung Blora), dan Komunitas Bocah Angon Wayang Sampah (SMA PGRI 2 Kayen).

Dekan FBS Unnes, Prof Agus Nuryatin, menyatakan festival yang digelar sebagai rangkaian Dies Natalis Ke-51 Unnes ini merupakan upaya melakukan kaderisasi pelaku seni tradisi. Saat itu para remaja tidak lagi melirik seni karena dalam keseharian tidak lagi mengenalnya.

“Penyelenggaraan lomba sejalan dengan visi konservasi yang diusung Unnes. Karena seni mengandung nilai pendidikan karakter yang penting bagi generasi penerus,” ungkapnya.

Dimintai tanggapannya, Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman mengatakan Sebagai universitas konservasi, Unnes memiliki tanggung jawab moral melestarikan seni tradisi adiluhung ini.

Selain itu, Unnes hendak memberikan apresiasi yang memadai kepada siapa pun yang menekuni kesenian tradisi ini. Unnes ingin menyediakan panggung yang layak, yang besar, bahkan kalau perlu yang gegap gempita.

“Dengan cara ini anak muda akan tergugah, sadar bahwa kesenian tradisi masih jadi kelangenan masyarakat,” katanya.

Ketua Panitia Kegiatan, Sendang Mulyana, mengatakan, bahwa peserta diberikan waktu untuk unjuk keboleh di hadapan juri. “setiap tampilan diberi waktu 60 menit untuk unjuk kebolehan berkesenian di hadapan juri dan ratusan pengunjung”, ungkapnya.

Juri yang terdiri atas seniman, budayawan, dan praktisi media menilai mereka berdasar komposisi, kreativitas, dan interaksi dengan penonton.

Sampai berita ini diunggah, Festival Seni Tradisi di Unnes masih terrus berjalan.


from Universitas Negeri Semarang

No comments:

Post a Comment