Thursday, 29 August 2019

Profesor Go to School, Langkah Nyata UNNES Menuju Pendidikan yang Berbudi Pekerti, Ilmiah, dan Religius

Komitmen UNNES dalam pembangunan bidang pendidikan telah diejawantahkan dalam pelbagai kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dengan sasaran masyarakat atau komunitas sesuai dengan butir ke 3 Tri Dharma digelar suatu program yang disebut dengan program Profesor Go to School (PGtS) yang dapat dimaknai sebagai manifestasi kepakaran yang disumbangkan kepada kelompok sasaran agar terjadi sharing knowledge.

Hampir sebagian besar dari jumlah profesor tetap yang masih aktif dan didukung oleh para doktor terjun ke tengah-tengah komunitas para guru sekolah dasar dan menengah di beberapa kota di Jawa Tengah.

Kegiatan kali ini merupakan hasil kerjasama antara LP3 UNNES dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Demak yang cukup antausias diikuti oleh kalangan guru mata pelajaran Matematika MTs dan MA se-Kabupaten Demak bertempat di komplek kampus MAN Demak.

Dalam kegiaatn yang diselenggarakan pada Kamis (22/8), hadir sebagai narsumber dua guru besar UNNES, Prof Hardi Suyitno dan Prof YL Suksetiyarno yang menyajikan materi tentang pembelajaran dan aplikasi matematika di Era Industri 4.0 dan Society 5.0.

Prof Sukestiyarno menjelaskan, bahwa pembelajaran matematika perlu diajarkan dengan suasana yang menyenangkan dan aplikatif dengan contoh-contoh nyata keseharian. Konsep pembelajaran matematika yang hanya cenderung teoritis akan membuat para siswa bosan dan kurang termotivasi menyelesaikan soal-soal  yang sesungguhnya menarik dan bermanfaat sebagai alat bantu untuk mengasah logika berfikir. 

“Matematika harus bisa menggelitik para siswa untuk menggali, mencari solusi dan terus menerus ingin tahu menyelesikan permasalahan. Konsep pembelajaran matematika diharapkan mampu mendorong pula para siswa  untuk terus menjelajah materi-materi baru yang update dan dirasakan sebagai isue yang menarik kekinian,” jelas Prof Sukes.

Pada akhir penyajiannya, Prof Sukestiyarno memberikan kesempatan pada peserta untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan maupun sharing pengalaman tantangan dan kendala berkaitan dengan implementasi proses pembelajaran matematika modern secara nyata di sekolah.

Sementara itu, Prof Hardi menjelaskan mengenai “Sosial dan Kebudayaan” yang ditawarkan sebagai  sumber belajar pembelajaran matematika yang menarik dan sejalan dengan dinamika yang berkembang.

Sebagai pakar pendidikan matematika,  Prof Hardi mengajak kepada para guru agar bisa meyakinan para siswa bahwa menguasai matematika bisa mengantarkan manusia masuk ke surga selama konsep logika matematika dikaitkan dengan ilmu agama secara komprehensif. Konsep matematika harus dapat menjadi nurturen effect dalam pembentukan budi pekerti, iman dan taqwa. Ia bahkan menegaskan bahwa belajar matematika bisa dikategorikan sebagai fardu ‘ain sebab dengan ilmu matematika maka sains dan teknologi berkembang dengan pesat sebagai instrumen mengolah seisi bumi dan langit.  

Mewakili pihak LP3, Eko Supraptono menyampaikan kepada para peserta tentang pelbagai tawaran pelatihan “Diklat Fungsional” yang bisa diikuti sebagai upaya meningkatkan profesionalitas tugas-tugas sebagai pendidik.

“Polanya bisa dengan kerjasama antar lembaga (sekolah dan LP3), maupun secara personal para guru untuk mendaftar langsung ke kantor LP3 UNNES,” jelas Eko.

Kegiatan diakhiri dengan diskusi yang sangat dinamis dan ditutup oleh pejabat Kemenag Demak Drs H Shofyan MPd.

“Saya sangat percaya, kerjasama dan agenda-agenda semacam ini akan meningkatkan kualitas guru, sehingga perlu terus digulirkan oleh UNNES,” pungkas Shofyan.


from Universitas Negeri Semarang

No comments:

Post a Comment