Sebagai generasi muda, tantangan dan peluang ekonomi masa depan akan terus menghampiri. Dengan mengenal istilah ekonomi kreatif, dewasa ini ekonomi tak hanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar semata, namun juga upaya pemenuhan nilai seni dan estetika.
Latar belakang tersebutlah yang menjadi dorongan bagi Abdul Madjid, Huseien Annahar, dan rekan-rekan tim KKN UNNES tahap IIA tahun 2019 Desa Kalisidi untuk memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan pembuatan kriya tulang daun dan sosialisasi kewirausahaan.
Pelatihan dan sosialisasi yang diselenggarakan pada Rabu (21/08) tersebut, dihadiri oleh pengurus dan anggota Karang Taruna Dusun Gebug, Desa Kalisidi.
Hadir sebagai narasumber, mahasiswa Jurusan Biologi UNNES Sarah dan mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan UNNES Jihan Aqilah.
Dalam paparannya, Sarah menjelaskan, kriya tulang daun merupakan kerajinan yang berbahan dasar daun dengan bahan baku murah namun memiliki nilai jual yang tinggi.
“Bahan dasar dari kriya tulang daun adalah daun bertulang keras yang sudah tua seperti daun kopi atau daun sirsak. Pembuatannya cukup mudah, yaitu hanya dengan merebus daun pada air yang sudah dicampur dengan Kalium Hidroksida (KOH). Selanjutnya daun yang sudah direbus, dihilangkan klorofil nya dengan cara disikat secara perlahan. Untuk menghasilkan tulang daun berwarna putih bisa direndam dalam larutan kaporit, lalu diberi warna sesuai yang diinginkan menggunakan pewarna tekstil,” ungkap Sarah.
Tahap terakhir, imbuhnya, ialah dengan mengeringkan dan mengkreasikan sesuai keinginan. Untuk membuat sebuah kriya tulang daun memerlukan kesabaran dan ketelitian. Hasil dari pembuatan kriya tulang daun ini bermacam-macam, ada yang berbentuk gantungan kunci, souvenir seserahan, bunga hias, dll.
Peserta terlihat antusias mengikuti pelatihan. Meski ini merupakan hal baru bagi mereka, namun dengan cepat peserta pelatihan mampu menyesuaikan diri untuk mengkreasikan beragam desain kriya.
“Kegiatannya asyik dan cara pembuatan kriya tulang daunnya pun cukup mudah, sehingga kami semua bisa dengan cepat memahami proses yang dijelaskan,” ungkap Haris, salah seorang peserta pelatihan yang juga merupakan Ketua Karang Taruna setempat.
Menurut Haris, bahan baku pembuatan kriya tulang daun sangat mudah dicari dan sesuai dengan potensi yang ada di Desa Kalisidi.
Setelah kegiatan berakhir, peserta diperbolehkan membawa pulang hasil kreasi mereka sebagai souvenir kegiatan.
“Harapan kami, kegiatan dapat mendorong remaja Desa Kalisidi untuk berkreasi, berwirausaha, dan mengembangkan potensi yang ada di Desa Kalisidi ini. Selain belajar mengenai upaya produksi, peserta pelatihan juga akan dibekali dengan pembelajaran mengenai pemasaran produk dan pengetahuan mendasar tentang berwirausaha. Sehingga, peserta pelatihan diharapkan dapat memasarkan produk yang telah dihasilkan baik secara Online maupun Offline,” jelas Koordinator Tim KKN Desa Kalisidi, Abdul Madjid.
Dwi Hermawan (Student Staff)
from Universitas Negeri Semarang
No comments:
Post a Comment