Batik merupakan salah satu kekayaan leluhur bangsa Indonesia, keberadaanya harus kita lestarikan. Semoga dengan adanya seminar internasional tentang batik ini mampu memperkuat identitas batik Indonesia di kancah internasional.
Seminar internasional ini merupakan bagain dari semangat konservasi yang digalakan Unnes. Konservasi tidak hanya sebatas pada hal fisik seperti penghijauan atau green building, namun juga konservasi budaya. Salah satunya batik.
Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Fathur Rohkman MHum menyampaikan itu saat membuka seminar internasional “Conservation of Cultural Heritage” yang diselenggarakan Program Pascasarjana (PPs) Unnes di Hotel Aston Semarang, Sabtu (25/4).
Menurut Prof Fathur, Unnes juga akan mengembangkan kampung budaya, dengan melestarikan berbagai budaya yang ada di Indonesia, termasuk batik. Nantinya akan ada berbagai kegiatan didalammnya seperti workshop atau pun pelatihan tentang batik.
Direktur Industri Kecil dan Menengah Wilayah II Jawa dan Bali, Kementerian Perindustrian RI Ir Roy Sianipar MM menyampaikan, Kementerian Perindustrian Indonesia berupaya melindungi batik sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia, melalui Peraturan Menteri Perindustrian tentang Batikmark.
Peraturan tersebut kata Roy Sianipar MM mengharuskan pemberian label atau tanda suatu tanda yang menunjukkan identitas dan ciri batik buatan Indonesia yang terdiri dari tiga jenis, yakni batik tulis, batik cap, dan batik kombinasi tulis dan cap.
Dosen University of New South Wales Prof Liz Williamson menjelaskan, desain batik tidak statis namun terus berkembang. Berubah secara terus menerus sesuai dengan keinginan pasar. Perubahan pola dan desain sangat penting karena untuk kelangsungan hidup setiap industri tekstil yang dilakukan secara tradisional.
from Universitas Negeri Semarang » Languages » Bahasa Indonesia http://ift.tt/1FtgQxb
via IFTTT
No comments:
Post a Comment