Cerita berdirinya Candi Gedong Songo sebagai tempat pemujaan digambarkan dalan sajian tari jaranan oleh Paguyuban Jaran Kepang Langen Budi Sedyo Utomo dari Desa Sombron, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang pada acara Selasa Legen ke 65 di halaman Auditorium Unnes Semarang, Senin (11/1).
Dikisahkan melalui seni jaranan adanya perintah Dewa kepada Ratu Shima untuk membangun tempat pemujaan di Gunung Suroloyo. Tempat pemujaan dibangun dengan harapan masyarakat memperoleh kesejahteraan. Ratu Shima kemudian memanggil Resi Selo Kantoro dan Resi Matang Lono untuk membangun tempat pemujaan. Atas bantuan prajurit berkuda, ke dua resi tersebut berhasil membangun tempat pemujaan di gunung Suroloyo yang dinamakan Candi Gedong Songo.
Ki Sunaryoto selaku narasumber mengatakan, cerita berdirinya Gedong Songo yang diangkat Paguyuban Jaran Kepang Langen Budi Sedyo Utomo didasarkan atas cerita turun temurun dari nenek moyang atau orang tua Desa Sombron. Jaran kepang dihadirkan menjadi prajurit yang mengantarkan Resi Selo kantoro dan Resi Matang Lono ke Gunung Suroloyo. Lalu membangun tempat pemujaaan yang dinamakan Gedong Songo. 45 setupa ada di Gedong Songo menggambarkan nafsu yang ada di 9 lubang yang ada pada manusia. “Tempat pemujaan Gedong Songo dulu dijadikan tempat untuk mendekatkan kepada Dewa sehingga manusia tidak lupa kepada penciptanya. Bentuk jaran kepang dibuat dari pring/ bambu atau deling. Deling mumpunyai makna kendel eling yang mempunyai makna, manusia harus selalu ingat pada Sang Pencipta karena adanya di dunia karena diciptakanNya”, tutur Ki Sunaryoto.
Terungkap banyak versi tentang seni jaranan atau jaran kepang dalam Sarasehan Selasa Legen yang ke 65. Dinamakan jaran kepang karena dalam membuatnya bambu dianyam menjadi kepang terlebih dahulu sebelum dibentuk jaran/ kuda. Gambaran binatang kuda dipilih karena kuda dianggap mampu diajak bekerja oleh manusia. Jaran kepang Majapaitan merupakan nama yang dibuat oleh remaja Desa Sombron. Garapan tari menirukan gerakan prajurit Majapahit. Paguyuban menggarap tari Majapitan versi sendiri karena belum ditemukan pakem Tari Jaran Majapaitan. Iringan yang berupa lancaran dan gansaran juga digarap secara otodidak. Cerita tentang terjadinya Candi Gedung Songo diperoleh Paguyuban Jaran Kepang Langen Budi Sedyo Utomo dari cerita turun temurun.
from Universitas Negeri Semarang » Languages » Bahasa Indonesia
No comments:
Post a Comment