Monday 1 June 2015

Game Modern Individualistis, Dolanan Anak Komunal



Dolanan anak perlu terus diperkenalkan kepada anak-anak. Permainan tradisional diyakini memiliki berbagai manfaat. Selain mengajak anak bergerak aktif, dolanan anak tradisional dapat melatih kerja sama.

Wartawan Gunawan Budi Susanto mengatakan hal itu dalam diskusi Nilai Edukasi dalam Dolanan Anak, Minggu (31/5) malam di teras auditorium Universitas Negeri Semarang (Unnes). Berdasarkan pengalaman personalnya ketika kecil, dolanan dapat melatih sikap kooperatif dan komunikasi kepadaorang lain.

“Tetapi sebaliknya, game modern banyak memaksa anak-anak kita asyik dalam kesenderiannya. Mereka asyik dengan gadget yang mereka pegang,” katanya.

Lebih berbahaya, katanya, karena sejumlah game ternyata mengajarkan kekerasan dan seksualitas.
Selain Gunawan, dalam diskusi itu hadir pula Widyo Leksono, pengajar drama pada sejumlah sekolah yang juga menulis sejumlah buku tembang anak.

Pria yang akrab disapa Babahe itu berpendapat, televisi juga punya andil peran dalam memengaruhi perilaku anak. Televisi cenderung memprovokasi anak indivisualistis, berkonflik, dan konsumtif. Dengan memperkenalkan dolanan anak, efek televisi diharapkan bisa dikurangi.

Diskusi Nilai Edukasi dalam Dolanan Anak diadakan oleh Komunitas Budaya yang diinisiatifi oleh sejumlah mahasiswa dan anggota masyarakat. Forum itu diharapkan bisa menjadi ruang diskusi yang mempertemukan sudut pandang kultural dan agama terhadap persoalan aktual.

Anggota Komunitas Budaya Muhammad Solekhan mengungkapkan, diskusi serupa akan kembali digelar pada malam Senin Legi depan di teras auditorium Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Sumber: Unnes.ac.id

No comments:

Post a Comment