Sebagai upaya untuk ikut memberikan pemikiran maupun konsep terkait ketahanan dan pemberdayaan masyarakat desa khusunya di kawasan Asia, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar Seminar Internasional 2nd International Conference on Rural Studies In Asia (ICoRSiA) 2018,Rabu-Kamis (10-11/10).
Kegiatan yang bertema “Recognizing Resilience in Rural Asia” ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik UNNES Prof Dr Rustono MHum. Dia menuturkan walupun pembangunan telah dilakukan di desa, namun belum bisa menjawab permasalahan yang ada. Pada hakikatnya pembangunan adalah usaha untuk mengembangkan masyarakat di berbagai negara Asia.
Seminar yang diselenggarakan di Hotel Graha Santika Semarang ini mengundang berbagai praktisi dari dalam dan luar negeri. Mereka yaitu Jonathan Rigg dari National University Singapore, A Rahman Tony bin Abdullah dari University Malaysia Sabah, , Hans Antlov dari Knowledge Sektor Initiative RTI Internasional dan Dewi Liesnoor Setyowati dari UNNES.
Jonathan Riggs sebagai pembicara pertama menyoroti tentang ketahanan petani kecil di Asia yang masih rendah. Hans Antlov selaku pembicara kedua membahas tentang ketahanan dan pengetahuan pedesaan di Indonesia. Dirinya menyoroti aset lokal seperti pengetahuan, komoditi lokal dan SDM sebagai kunci untuk pembangunan desa. Sedangkan Dewi Liesnoor Setyowati membandingkan penanganan banjir di Thailand dan Indonesia.
Sejumlah 156 artikel peserta dari Indonesia, Filipina, Malaysia dan India yang mengikuti ICoRSiA 2018 terindeks Thomson Reuters. Hasil diskusi ini diharapkan menjadi rekomendasi untuk menentukan arah kebijakan pembangunan desa di Asia.
NidaMR (Student Staff)
from Universitas Negeri Semarang
No comments:
Post a Comment