Saturday 15 August 2020

PPM-UPT LP2M UNNES Sukses Lakukan Pemberdayaan UKM Olahan Kedelai di Masa Pandemi

Program Pemberdayaan Masyarakat Unggulan Perguruan Tinggi (PPM-UPT) LPPM Universitas Negeri Semarang telah menyelenggarakan Zoominar pada hari Rabu 12 Agustus 2020 dengan Tema : Pemberdayaan UKM Olahan Kedelai : Efisiensi, Diversifikasi, dan Strategi Marketing di Era Pandemi Covid-19, Zoominar ini diikuti oleh 130 peserta dari berbagai daerah.

Tujuan diselenggarakannya ZOOMINAR ini yaitu sosialisasi penggunaan ketel uap untuk produksi tempe dan tahu, penganekaragaman produk tempe dan meningkatkan pengetahuan masyarakat perlunya melakukan efisiensi, diversifikasi, pemasaran secara on line serta penataan produk olahan tempe yang menarik dan menjadi daya pikat pembeli. Diharapkan setelah mengikuti ZOOMINAR ini para peserta, wirausahawan, dan pelaku UKM dapat mangaplikasikan ilmu yang didapatkan oleh narasumber, utamanya mulai terbuka pada higienitas produksi dan pengembangan usaha dengan diawali memahami aspek efisiensi, diversifikasi produk, pengemasan sampai pada marketingnya.

Acara ini dibuka dengan Sambutan Wakil Rektor Bidang I UNNES yaitu Bapak Prof. Dr. Zaenuri Mastur, S.E., M.Si., Akt yang dalam arahannya mendukung perlunya efisiensi produksi dengan menggunakan ketel uap yang terbukti dapat mengurangi polusi dan meningkatkan produksi, dalam inovasi produk perlu pula diinisiasi agar dapat menjangkau banyak konsumen, di sisi lain dengan era pandemic penjualan secara on line dirasa efektif dan aman. Paparan kajian dibawakan oleh empat narasumber.

Narasumber pertama merupakan pakar atau ahli ketel uap dari FT Mesin UNNES adalah bapak Danang Dwi Saputro, S.T., M.T. dengan judul “Sosialisasi dan Efisiensi Penggunaan Ketel Uap pada UKM Tahu dan Tempe”. Narasumber kedua adalah professor tempe yaitu Ibu Prof. Dr. Siti Harnina Bintari, M.S dengan judul “Inovasi dan Diversifikasi Produk Olahan Kedelai”. Narasumber ketiga adalah Afif Aliyfia Alfian dengan judul “Strategi Marketing Produk Olahan Kedelai di Era Pandemi Covid-19”. Narasumber keempat adalah ibu Meddiati Fajri Putri, S.Pd., M.Sc IPM dengan judul “Food Plating Produk Olahan Kedelai”.
Paparan Danang Dwi Saputro, S.T., M.T. : Boiler atau ketel uap adalah bejana tertutup untuk mengubah air menjadi uap dengan tekanan dan temperature tertutup. Perubahan air menjadi uap membutuhkan energi dari pembakaran bahan bakar. Boiler di desain untuk menyerap panas sebesar-besarnya dari pembakaran bahan bakar. Gambaran teknologi yang diterapkan yaitu water level, safety valve, thermometer, dan manometer. Boiler untuk UKM tempe tahu memiliki keuntungan yaitu waktu perebusan menjadi lebih singkat dari sebelumnya 2 jam menjadi 10 menit, proses produksi tempe tahu menjadi lebih higienis, dan bahan bakar lebih hemat yaitu dengan bahan baku kedelai 100 kg membutuhkan bahan bakar 0,69 m3/hari, angka ini menunjukkan penghematan bahan bakar sebesar 48%.

Paparan Prof. Dr. Siti Harnina Bintari, M.S : Makanan dan minuman sehat dari kedelai merupakan makanan yang ringan dan sehat, tidak menambah berat badan, dapat menjaga kesehatan pencernaan, makanan yang sehat alami serta menguntungkan untuk berbisnis. Makanan olahan kedelai dapat diolah menjadi beragam makanan dan cocok untuk usaha rumah tangga dengan modal kecil contohnya membuat produk makanan berbentuk kecil-kecil dan ada komponen tempe misalnya cilok, siomay, donat, permen coklat, keripik tempe, burger tempe, kripik tahu,dan masih ada lainnya serta komoditas antara yaitu tepung kulit ari sebagai sumber prebiotic untuk menambah serat, tempe semangit, untuk bahan baku bumbu masak. Produk industri tempe menurut bentuk dan tekstur yang nampak dikelompokkan menjadi tiga kriteria yaitu Industri tempe Generasi 1 (G-1), Generasi 2 (G-2) , dan Generasi 3 (G-3). Bentuk tempe G-1 masih dominan dan nampak seperti tempe segar, tempe goreng, keripik tempe. Generasi 2 yaitu produk tempe dengan sifat khas tempe sudah berkurang seperti tepung tempe, di mana komoditas ini dapat menjadi bahan baku olahan tempe seperti stick tempe, brownis tempe, dll. Produk tempe G-3 adalah produk berupa ekstrak berupa bahan aktif dari hasil ekstraksi dan partisi, antara lain isoflavon tempe yang mempunyai sifat sebagai antioksidan dan antikanker. Inovasi produk olahan kedelai dapat dilakukan dengan penggunaan BTP alami misalnya dari sumber herbal, ekstrak, ikan, rempah- rempah dan lainnya yang ditambahkan dengan teknologi fortifikasi/suplementasi pada pada tahap inokulasi.
Produk makanan berbasis kedelai mempunyai manfaat luas menjadi pilihan untuk bisnis rumah tangga dan dapat dijual secara online.

Paparan Afif Aliyfia Alfian : Pemasaran merupakan masalah umum yang dihadapi UMKM. Strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian nama merk, perbaikan kemasan, dan pemberian label. Nama merk dibuat menarik, mudah diingat, mudah diucapkan, dan ringkas. Selanjutnya pemasaran UMKM dilakukan secara digital dengan memanfaatkan platform digital seperti shopee, Lazada, tokopedia, bukalapak, dan blibli.com. Menjual secara online memiliki cakupan wilayah yang luas, hemat biaya, tidak perlu sewa tempat, bisa diurus sendiri, serta waktu yang fleksibel. Tips jualan online yaitu kenali nilai produk, aktif social media, menentukan target penjualan. Serta pelaku UMKM harus memiliki sikap yang jujur, sabar, teliti, dan disiplin.

Paparan Meddiati Fajri Putri, S.Pd., M.Sc IPM : Food plating merupakan seni penyajian hidangan untuk meningkatkan tampilan hidangan menjadi indah. Konsep melakukan plating yaitu membuat kerangka konsep, pastikan adanya keseimbangan, ukuran porsi yang tepat, dan penekanan pada bahan utama. Membuat kerangka konsep dimulai dengan membuat sketsa gambar sebelum membuat, membuat sketsa presentasi untuk membantu membayangkan bentuk akhir, dan mengikuti perkembangan mode plating terkini. Pertimbangan dalam melakukan plating yaitu bermain dengan warna dan bentuk, mengkreasikan ragam tekstur, menciptakan rasa yang seimbang. Porsi seimbang artinya protein, karbohidrat, dan sayuran sesuai takaran menu dan ukuran piring. Tren plating masa kini yaitu lansekap dengan bentuk taman dan tatanan makanan linear panjang dan rendah, gaya bebas dengan bentuk abstrak dengan penekanan bahan, hidangan pada material organik dengan menampilkan kayu granit atau batu sebagai alas plating dengan sentuhan back to nature, futuristic dengan menampilkan kaca atau logam, dan wadah alternative dengan menampilkan pipa kopi untuk wadah kaldu atau tabung untuk tempat sup.


from Universitas Negeri Semarang

No comments:

Post a Comment