Wednesday, 25 May 2016

Rektor Membahas SPI dan UKT dengan Perwakilan Mahasiswa

Wacana mengenai Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) telah mendapat perhatian khusus baik dari unsur pimpinan UNNES maupun perwakilan mahasiswa. Guna memperjelas implikasi dari wacana SPI tersebut, Rektor, Wakil Rektor dan Dekan di UNNES mengadakan diskusi dengan perwakilan mahasiswa yang terdiri dari BEM KM dan BEM Fakultas pada Selasa, (24/5) di Rumah Dinas Rektor Jl. Kelud Raya, Semarang. 

Perwakilan dari mahasiswa yang dipimpin oleh Presiden BEM KM UNNES, Akhmad Fauzi, menyampaikan bahwa SPI atau uang sumbangan di luar UKT (Uang Kuliah Tunggal) memberatkan mahasiswa UNNES yang kurang mampu. Universitas diharapkan dapat meningkatkan pemasukan dari pendapatan yang bukan berasal dari sumbangan mahasiswa. Mahasiswa juga berharap besaran UKT tidak dinaikkan.

Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Administrasi Umum, Dr. S. Martono, dalam kesempatan tersebut mempresentasikan berbagai faktor yang menyebabkan defisit penerimaan UNNES. Faktor yang pertama yaitu menurunnya jumlah bidik misi yang ditanggung pemerintah. Faktor yang kedua yaitu dana BOPTN yang mengalami penurunan dari pusat. Faktor yang ketiga yaitu dana beasiswa PPA yang sampai sekarang belum ada kepastian. Melalui perhitungan terkini, untuk membiayai program yang harus dibiayai, UNNES mengalami kekurangan anggaran 14 Milyar. Program yang harus dibiayai tersebut adalah pembiayaan mahasiswa afirmasi dan/atau kurang mampu, pengiriman delegasi kegiatan mahasiswa dan penelitian dosen/mahasiswa.

Pada akhir diskusi, Rektor menyampaikan beberapa hal terkait mengenai SPI dan UKT. Pertama, UNNES tidak akan menaikkan besaran UKT. Kedua, universitas tidak akan mewajibkan penerapan SPI ataupun sumbangan sejenis bagi mahasiswa baru UNNES yang diterima melalui jalur Seleksi Mandiri.


from Universitas Negeri Semarang

No comments:

Post a Comment