Thursday, 8 January 2015

Ini kronologi mahasiswa atlet nasional perkosa ABG versi Unnes

Ilustrasi Pelecehan Seksual.
Semarang, sekitarunnes.com - Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Fathur Rakhman menyatakan bahwa dugaan tindak pidana pemerkosaan yang dilakukan oleh mahasiswanya Supriatno alias Niko warga Kudus, Jawa Tengah terhadap NIK (16) gadis SMA, warga Ketapang, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah adalah musibah.

Musibah baik bagi Unnes sendiri maupun Niko sebagai mahasiswa berprestasi dibidang sepak takraw yang pernah meraih medali emas mewakili Jawa Tengah di even Pekan Olahraga Nasional (PON).

"Ini musibah pada mahasiswa itu. Juga kami," tegas Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rakhman saat ditemui merdeka.com Rabu (7/1) diruang kerjanya di Rektorat Unnes, Kompleks Kampus Unnes, Sekaran, Kawasan Gunung Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah.

"Sesuai kronologi, yang disampaikan oleh Pak PR III. Saya akan ceritakan," ungkapnya.

Fathur Rakhman mengungkapkan, dari pengakuan Niko, awal mulanya pelaku Niko berkenalan melalui kontak Blackberry Messenger (BBM) dari handphone BB bekas alias second yang baru dibelinya.

"Menurut pengakuan mahasiswa saya, sebelumnya dia kontak-kontakan lewat BB, dia beli BB second, ternyata ada nama NIK dan berkenalan," tuturnya.

Kemudian, setelah kurang lebih sebulan, untuk pertama kalinya Niko dan korban NIK bertemu. Mereka bertemu di sebuah cafe di sekitar kampus Unnes.

"Kemudian barangkali kontak-kontakan kemudian kopi darat, NIK minta dijemput, malam bincang-bincang di cafe," ceritanya.

Usai bercengkrama di cafe, Niko bertanya ke korban NIK, ternyata korban ingin ikut pelaku Niko ke kos atau asrama mess atlet di dalam Kompleks Kampus Unnes.

"Mahasiswa kita tanya, ini mau kemana? Korban NIK jawab; Aku ikut ke kosmulah," jelasnya menirukan cerita pelaku Niko.

Secara kebetulan, ternyata saat mereka berdua masuk ke mess atlet Unnes dalam kondisi sepi. Satpam saat itu masih berkeliling di tempat lain untuk mengontrol kondisi keamanan. Hingga akhirnya saat pagi hari terjadi keributan di Mess Atlet Unnes tersebut.

"Kebetulan tinggal di mess asrama. Pas itu yang kami sesalkan pas jam itu dia masuk ke mess tidak ada org tahu. Masuk bles langsung ke kamar, pagi terjadi keributan," jelasnya.

Akhirnya, kasus itu diadukan oleh pihak keluarga korban NIK ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang.

"Mengadu ke kepolisian. Tapi gimana diperkosa? Wong sudah diajak ke cafe," paparnya.

Meski demikian Fathur Rakhman menegaskan supaya kasus ini tidak terulang kembali di lingkungan kampus Unnes menjatuhkan sangsi pemecatan terhadap Niko yang merupakan mahasiswa Unnes semester V.

"Kami bertindak tegas hari ini kami keluarkan. Rektor dan seluruh pimpinan, tim investigasi, aspek hukum juga berikan rekomendasi secara berat, pemecatan mahasiswa secara berat," tegasnya.

Namun, Fathur Rakhman meminta supaya polisi bisa proposional dalam melakukan upaya penyelidikan. Apakah benar-benar tindak pidana murni pemerkosaan anak di bawah umur atau upaya korban NIK untuk menjebak pelaku Niko.

"Itu ada dugaan pemerkosaan perlu diselidiki lagi. Kami serahkan ke kepolisian kalau memang kriminalitas ada perkosaan atau penodaan apa betul perkosaan apa betul memerkosa anak di bawah umur. Secara akademik Unnes sudah keluarkan mahasiswa itu," tuturnya.

Kemudian, sebagai atlet nasional Fathur Rakhman menyatakan supaya Niko bisa mengembangkan prestasinya dalam bidang olahraga sepak takraw dilain tempat selain di Unnes.

"Sebagai atlet nasional, di sepak takraw silakan terus lakukan peningkatan sepak takraw selain di Unnes. Medali emas pada PON mewakili Jateng dia raih. Tapi mau bagaimana lagi," pungkas Fathur Rakhman kepada merdeka.com

Sumber : www.merdeka.com

2 comments:

  1. yah ceweknya aja gitu mancing.. di yanya mau kemana jawabnya ikutke kosan.. cowok kalo udah ada sekali kesempatan imanya ga kuat ya pasti terjadi hal2 yang ga di nginkan..

    ReplyDelete
  2. Mudah mudahan tidak terjadi lagi ya di unnes

    ReplyDelete