Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Dr Ir Patdono Suwignjo sebagai keynote speech menyampaikan tips menempuh program doktor dan perkembangan dunia pendidikan tinggi dan strategi menghadapinya, Sabtu (3/1) di Gedung Pascasarjana UNNES.
Dr Patdono menjelaskankan, mengapa harus ada kebijaksanaan baru Strategic Inflection Point karena periode yang lalu, dimana tidak ada perguruan tinggi asing beroperasi di indonesia atau globalisasi, tidak ada disruptive innovation di pendidikan tinggi. Dan sekarang, peguruan tinggi asing sudah masuk Indonesia, dan disruptive innovation di pendidikan tinggi.
Untuk itu, mahasiswa harus siap menghadapi disruptive innovation di pendidikan tinggi. Ia memberikan empat tips antara lain, pertama: mahasiswa mempunyai kemampuan beda-beda. Bantuan teknologi digunakan untuk memudahkan mahasiswa memilih matakuliah yang sesuai dengan kemampuannya. Kedua: peningkatan konektivitas semua peralatan yang ada akan membuat komunikasi antara mahasiswa dengan dosen, tutor, dan perguruan tinggi. Ketiga: virtual reality dapat membuat seolah-olah mahasiswa benar-benar melaksanakan praktikum. Keempat: online learning platform dengan bantuan AI dapat beradaptasi dengan kebutuhan mahasiswa.
Senada dengan Dr Patdono, Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman MHum saat membuka kuliah umum ini menjelaskan, UNNES terus bersiap menghadapi disruptive innovation antara lain dengan peningkatan mutu dan layanan yang berkualitas, selalu membuat inovasi baru, dan melakukan kerjasama internasional.
Direktur Pascasarjana UNNES Prof Dr Achmad Slamet MSi berharap, dengan adanya kuliah umum ini mahasiswa Pascasarjana dapat termotifasi untuk lulus tepat waktu dan mempunyai daya saing. Dan saya senang melihat 1200 mahasiswa Pascasarjana mengikuti kuliah umum ini dengan semangat dan antusias.
from Universitas Negeri Semarang
No comments:
Post a Comment