Inilah yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Israel. Mereka menikmati saat-saat warga Gaza, baik wanita dan anak-anak, terbunuh akibat pecahan bom atau reruntuhan bangunan akibat serangan udara membabi buta zionis.
Kelakuan warga Israel ini terpotret oleh kamera jurnalis Denmark bernama Allan Sorensen. Seperti dicantumkan di al-Jazeera, dalam akun Twitter-nya, @allansorensen72, dia mengunggah foto di bukit Sderot pada malam Rabu 9 Juli 2014.
Dalam keterangan foto, Sorensen mengatakan, warga-warga Israel itu bertepuk tangan setiap kali ledakan terdengar. Dia menyebutnya sebagai "bioskop Sderot."
"Bioskop Sderot. Warga Israel membawa kursi ke puncak bukti di Sderot untuk menyaksikan peristiwa terbaru di Gaza. Bertepuk tangan saat ledakan terdengar," tulis Sorensen.
21 Anak Gaza Gugur
Kegiatan itu terjadi di tengah kematian warga di Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, diberitakan Washington Post yang mengutip koran Beirut, al-Akhbar,
korban tewas hingga Kamis kemarin mencapai 83 orang. Paling
menyedihkan adalah, di antara korban tewas terdapat 21 anak kecil,
termuda berusia 1,5 tahun.
Pada serangan Kamis kemarin ke Khan Younis, bom Israel membunuh delapan anggota keluarga al-Hajj, lima di antaranya masih anak-anak. Peristiwa ini tidak ayal akan menambah trauma anak-anak Gaza yang sehari-harinya dipenuhi kekerasan.
Pemerintah Israel seakan tidak peduli. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membantah mereka mengincar warga sipil, kendati bukti-bukti telah terang terlihat. Dia mengatakan bahwa serangan Israel itu sebagai balasan atas roket Hamas ke wilayah mereka, jadi Hamaslah yang harus disalahkan atas kematian anak-anak Gaza.
"Israel mengincar target teroris Hamas dan bukan warga sipil. Sebaliknya, Hamaas mengincar warga sipil Israel sementara berlindung di balik warga sipil Palelstina. Oleh karena itu, Hamas yang harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada rakyat sipil Israel dan Palestina," kata Netanyahu.
Namun pernyataan Netanyahu ini terbantahkan oleh kenyataan di lapangan. Roket-roket Israel jatuh ke wilayah-wilayah sipil, bahkan daerah yang tidak ada militannya. Salah satunya adalah ke Jabaliya. Di wilayah ini, madrasah yang baru saja kelar dibangun oleh lembaga Indonesia terkena roket Israel. (ita)
Pada serangan Kamis kemarin ke Khan Younis, bom Israel membunuh delapan anggota keluarga al-Hajj, lima di antaranya masih anak-anak. Peristiwa ini tidak ayal akan menambah trauma anak-anak Gaza yang sehari-harinya dipenuhi kekerasan.
Pemerintah Israel seakan tidak peduli. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membantah mereka mengincar warga sipil, kendati bukti-bukti telah terang terlihat. Dia mengatakan bahwa serangan Israel itu sebagai balasan atas roket Hamas ke wilayah mereka, jadi Hamaslah yang harus disalahkan atas kematian anak-anak Gaza.
"Israel mengincar target teroris Hamas dan bukan warga sipil. Sebaliknya, Hamaas mengincar warga sipil Israel sementara berlindung di balik warga sipil Palelstina. Oleh karena itu, Hamas yang harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada rakyat sipil Israel dan Palestina," kata Netanyahu.
Namun pernyataan Netanyahu ini terbantahkan oleh kenyataan di lapangan. Roket-roket Israel jatuh ke wilayah-wilayah sipil, bahkan daerah yang tidak ada militannya. Salah satunya adalah ke Jabaliya. Di wilayah ini, madrasah yang baru saja kelar dibangun oleh lembaga Indonesia terkena roket Israel. (ita)
Sumber : viva.co.id
No comments:
Post a Comment