HUT Kota Semarang tak pernah lekang dari kehadiran stasiun TV. Terakhir, nanti malam plus Minggu malam besok, ada Trans TV yang berniat menggelar acara Yuk Keep Smile (YKS). Sebuah tradisi yang merusak lapangan Simpanglima. Padahal rumput di lapangan itu pernah dipermak dengan biaya Rp 2,4 miliar pada 2011, memakai duit rakyat.
Pada 2011, tepatnya hari Rabu 13 April, Walikota
Soemarmo (yang kini masih mendekam di penjara setelah tertangkap KPK
dalam kasus korupsi) memerintahkan agar lapangan Simpanglima haram bagi pertunjukan musik, konser, kampanye pemilu, atau tontonan yang mengundang ribuan orang.
Ribuan orang ini diperkirakan biang kerok rusaknya rumput di lapangan
tersebut, selain oleh roda-roda truk yang memasuki lapangan untuk
mengangkut perkakas panggung. Lapangan yang – oleh walikota sendiri
dibatasi — hanya boleh untuk acara-acara kenegaraan, misalnya upacara 17
Agustus.
Belum genap sebulan Soemarmo mengeluarkan
titah, pada 3 Mei 2011 dia malah ikutan main di Opera van Java Trans7!
Ya, sebuah inkonsistensi yang kemudian menjadi ‘tradisi perusakan
Simpanglima’, sebab pada tahun-tahun setelah OvJ 2011 itu jantung Kota
Semarang ini kembali menjadi tempat pertunjukan besar yang merusak asset
penting milik Kota Semarang.
Pada 28 April 2012, rumput Simpanglima juga
kembali diinjak-injak kaki puluhan ribu orang dan ditancapi besi-besi
panggung oleh stasiun TV berbeda. Kali ini MNCTV, dengan pergelaran
musik akbar “MNCTV Festival Semarang”. Rumput hijau dan segar yang bila
dilihat dari lantai tertinggi Hotel Ciputra tampak ranum itu berubah
menjadi sawah karena hujan mengguyur dan injakan kaki tak ubahnya satu
paket yang memorakporandakan rumput serta elemennya senilai lebih dari 2
miliar rupiah!
Lebih gila lagi pada 2013. Dua stasiun TV
melata di Semarang seakan kota ini segumpal gula dimana TV-TV adalah
semutnya. MNCTV kembali hadir (April 2013), turut membuntuti di
belakangnya Trans7 (Mei 2013) dengan acara berbeda-beda, tapi kaitannya
sama: HUT Kota Semarang ke-466. Seperti tahun sebelumnya, MNCTV
menggeber “MNCTV Festival Semarang”, Trans7 dengan OvJ.
MNCTV menampilkan Changcuter, D’Masiv, Lyla,
Zigas, Vikcy Shu, Cakra Khan, Inul Daratista, Zaskia Gotik, Didi Kempot,
Iis Dahlia, Budi Doremi, Endank Soekamti, dan masih banyak lagi.
Bayangkan dahsyatnya. Belum sebulan –ketika Simpanglima sedang
diperbaiki atas protes keras Komisi C DPRD Kota Semarang gara-gara
Simpanglima rusak – datanglah Trans7 dengan Opera van Java!
Hari ini, serta besok, Simpanglima menjadi
hutan panggung dan tenda warna putih, dengan mobil-mobil berat di
sepanjang lingkaran lapangan tersebut, termasuk OB van Trans TV. Jika
hujan, bisa dipastikan lapangan akan berubah menjadi sawah, ditambah
sampah yang pada pagi hari besok terkumpul sekian ton. Belum lagi
kerusakan untuk Minggu malam dan sampah sekian ton lagi pada Senin pagi
lusa.
Terbetik berita, Pemkot Semarang menjamin
kerusakan rumput Simpanglima dan pedestrian di sekeliling lapangan
tersebut diatasi oleh pihak sponsor. Beberapa kali kerusakan telah
diperbaiki, masing-masing dengan dana Rp 15 juta per perbaikan.
Namun, esensinya bukan itu. Substansinya
adalah: telah terjadi inkonsistensi peraturan walikota hanya untuk
mengejar beaya sewa Simpanglima yang berkisar Rp 200 juta sekali pakai.
Berarti kalau dua malam YKS berada di sana beaya yang bisa memasuki
kantong pemkot bisa mencapai Rp 400 juta. Selain itu, dengan ditayangkan
di TV, gengsi Semarang menjadi naik.
Semuanya untung. Pemkot Semarang untung, pihak TV untung, sponsor juga untung. Nah, siapa yang rugi: lagi-lagi
rakyat, sebab rakyat kehilangan area publik untuk rekreasi murah di
pagi dan sore hari. Konser musik dan tontonan semu merampas hak warga
untuk menghirup udara sehat!
Penulis: Arief Firhanusa
Sumber: Kompasiana.com
No comments:
Post a Comment