Sunday, 18 May 2014

Media Sosial Turunkan Minat Baca Buku

PERHATIKAN BUKU: Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Jateng SP Andriani S memperhatikan buku-buku yang dipajang di Expo Perpustakaan Daerah Jawa Tengah, Jalan Sriwijaya Semarang, Sabtu (17/5).
Minat baca buku masyarakat masih masih sangat rendah dengan presentasi Nasional di angka 15 persen. Kehadiran internet dengan beragam media sosialnya semakin membuat remaja sekarang enggan menyentuh buku.

Selain internet, kebiasaan masyarakat Indonesia turut mempengaruhi budaya membaca yang rendah. "Banyak yang baca buku sambil tiduran, baru dapat beberapa lembar lalu tertidur," kata Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Jateng SP Andriani S, usai membuka Expo Perpustakaan Daerah "Penguatan Wisata Edukasi melalui informasi kearifan lokal" di Perpustakaan Daerah Jateng, Jalan Sriwijaya Semarang, Sabtu (17/5).

Menurutnya, keberadaan internet memang banyak memudahkan pekerjaan. Berita dan pengetahuan umum memang bisa didapat dengan mudah melalui telepon genggam dan laptop yang mudah di bawa. Namun Andriani meyakini, ilmu yang didapat tidak sebanyak dari buku.

Maka, pemerintah provinsi maupun kabupaten kota menurutnya harus terus menggelar berbagai program untuk menyosialisasikan budaya membaca dan pentingnya perpustakaan. "Seperti expo ini misalnya, bagus menyosialisasikan perpustakaan dan manfaat buku untuk masyarakat," katanya,

Expo Perpusda Jateng digelar hingga Selasa (20/5). Di bagian depan, belasan stand berisi pameran buku dari berbagai penerbit. Untuk merangsang pembeli, panitia merancang beberapa program. Diantaranya, beli buku berhadiah. Pengunjung bisa membawa pulang mug cantik bagi pembelian minimal Rp 100 ribu.
Tak cuma pameran, Perpusda juga menggelar workshop gratis tentang cara merawat buku yang tepat dan pelatihan penulisan karya ilmiah.

Andriani berharap kepedulian pemerintah daerah lebih meningkat dalam mendorong sosialisasi perpustakaan. Kepedulian itu hendaknya diwujudkan dalam pembangunan perpustakaan yang representatif. "Gelar juga wisata pendidikan seperti wiata arsip dan perpustakaan untuk anak-anak agar mereka mengenal pentingnya pengarsipan sejak dini," ujarnya.

Sumber:  suaramerdeka.com

No comments:

Post a Comment