|
Pemakaman korban Kapal Sewol (Reuters)
|
SEKITARUNNES.COM, JINDO -
Kapal Sewol karam dengan posisi miring sejak Rabu 16 April 2014, kabin-kabin terbalik
bak
labirin. Para penyelam harus menyusuri lorong-lorong sempit dan padat,
untuk mencari korban-korban yang masih terjebak di dalamnya.
Dan
sebuah temuan mengerikan didapat. Para penyelam menemukan 48 jasad
bersesakan di sebuah ruangan kapal, yang hanya dimaksudkan untuk
menampung 38 orang.
Sekelompok jasad ini berdesakan dalam kabin
mirip asrama dengan banyak tempat tidur, kesemuanya memakai jaket
penyelamat. Demikian ungkap seorang perwira Angkatan Laut
Korea Selatan.
Hingga
saat ini, 183 jenazah telah dievakuasi dari Sewol, namun ada puluhan
penumpang yang masih dinyatakan hilang, diduga mereka tenggelam.
Kepala tim evakuasi jenazah mengaku tak tahu hingga kapan proses pencarian akan rampung.
Total
ada 476 penumpang dalam Sewol, banyak yang terjebak di dalam kapal yang
miring dan tenggelam dalam waktu 2 jam setelah sinyal marabahaya
dikirimkan. Hanya 174 di antaranya yang berhasil diselamatkan dalam
kondisi bernyawa.
Kebanyakan korban adalah murid dan guru dari Danwon
High School, di sebelah selatan Seoul.
Sangat Menegangkan...Dalam
konferensi pers dengan wartawan di Jindo, Kapten Angkatan Laut Kim
Jin-Hwang mendeskripsikan kesulitan yang dihadapi para penyelam.
Dia
mengatakan sekelompok penyelam menemukan sebuah kabin yang dipenuhi
jasad-jasad murid yang mengenakan jaket penyelamat. Diduga, banyak yang
terjebak ke sana saat kapal miring.
"Itu sangat menegangkan," kata Kim seperti
Liputan6.com kutip dari
BBC, Sabtu (26/4/2014).
Dan
mengambil jasad-jasad korban Sewol lebih sulit daripada menemukannya.
"Bayangkan saja, kapal itu terbalik," kata seorang penyelam. "Segala
sesuatu mengambang, sulit untuk mengetahui di mana persisnya mereka
berada."
Para penyelam dalam sehari mengeluarkan 30 jasad, namun
orangtua para korban menuntut semua penumpang yang tewas harus
dikeluarkan dari Sewol pada akhir pekan ini. Baru 35 dari 111 kabin yang
disisir sejauh ini.
Sementara, proses penyelidikan terus
dilakukan untuk menguak penyebab tragedi pelayaran terbesar di Korsel
selama 20 tahun terakhir ini. Termasuk dugaan modifikasi kapal mungkin
berpengaruh pada keseimbangan.
Modifikasi itu dilakukan pada
tahun 2013 setelah Sewol dibeli dari sebuah perusahaan Jepang. Kapasitas
penumpang ditambah dari 804 menjadi 921.
Aparat juga telah
menahan kapten dan awak kapal lain sebagai bagian dari penyelidikan
kriminal. Jumlah kru yang ditahan bertambah menjadi 14 orang. Demikian
diungkap Kepala Kejaksaan Kota Mokpo, Yang Joong-jin. Dari 29 awak
kapal, 20 selamat, 9 lainnya tewas atau hilang. Jaksa juga menggeledah
kantor Cheonghaejin Marine Co, yang mengoperasikan Sewol.
Penyidik juga mencari 20 organisasi yang berafiliasi dengan
operator feri. Mereka juga menggeledah rumah Yoo Byung-eun, miliuner yang keluarganya mengoperasikan Sewol.
Dalam kunjungan ke Seoul Jumat 25 April kemarin, Presiden
Amerika Serikat
Barack Obama mengekspresikan rasa duka cita untuk musibah yang dialami Korsel. AS menyatakan solidaritas.
"Begitu
banyak anak muda jadi korban, mereka yang sesungguhnya punya masa depan
yang panjang," kata Obama. "Saya hanya bisa membayangkan apa yang para
orangtua korban rasakan, sakit hati yang tak terkira." (Rizki Gunawan)
Sumber :
news.liputan6.com