Kangkung dipilih UPT Pengembangan Konservasi Universitas Negeri Semarang (UNNES) untuk dikembangkang secara hidroponik karena tergolong sayuran yang tahan cuaca, perawatannya pun mudah, hasil panennya banyak diminati masyarakat, nilai ekonominya lebih tinggi dibanding kangkung biasa. Hal tersebut disampaikan ketua UPT Pengembangan Konservasi Universitas Negeri Semarang (UNNES) Prof Dr Ir Amin Retnoningsih MSi dalam kegiatan penyerahan hasil panen perdana kangkung Rumah Hidroponik Ecofarm UNNES kepada Rektor UNNES Prof Fathur Rokhman MHum di Gedung Rektorat UNNES, Senin 25/2.
“Kangkung yang dipanen saat ini merupakan jenis kangkung bangkok. Umur kangkung 25 hari, ditanam 1 Febuari dipanen 25 Febuari . Tinggi tanaman kangkung kisaran 25-30 cm. Panen perdana ini kurang lebih 1000 netpot,” Imbuh Prof Amin.
Rektor UNNES mengapresiasi dan mendukung UPT Pengembangan Konservasi UNNES atas inovasi penanaman kangkung secara hidroponik. “menanam kangkung di kebun kita, dipanen raya dibagi teman kerja. Prof Amin kreatif cendekia, mengawal konservasi UNNES makin jaya.” Ungkap Prof Fathur Rokhman.
Hidroponik merupakan seni dan kreativitas menanam untuk menghasilkan sayuran yang lebih berkualitas dan akarnya bersih. Kangkung dipilih UPT Pengembangan Konservasi UNNES sebagai tananam sayuran yang dikembangkang dengan cara hidroponik.
Selain kegiatan panen perdana kangkung, UPT Pengembangan Konservasi UNNES juga akan menanam 354 pohon durian di lingkungan kampus UNNES.
from Universitas Negeri Semarang
No comments:
Post a Comment