Friday, 15 February 2019

Menristekdikti Dukung Pendekatan yang Digunakan BNPT Tanggulangi Terorisme

Jakarta – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengapresiasi pendekatan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius kepada para terduga dan narapidana teroris. Salah satunya adalah membangun masjid dan fasilitas belajar di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Deli Serdang, Sumatera Utara yang diasuh mantan narapidana teroris Khairul Ghazali serta mengajak 100 mantan narapidana teroris untuk meminta maaf kepada korban dari tindakan mereka di masa lalu.

“Selamat (atas) keberhasilan beliau memimpin BNPT selama ini dan mereka saya rasa dengan pendekatan memimpin dengan hati. Saya katakan ‘leadership style’, gaya kepemimpinan seseorang (seperti ini) bagus sekali. Artinya pendekatan secara personal dan  persuasif ini akan lebih baik,” ungkap Menristekdikti saat menghadiri Launching dan Bedah Buku Memimpin Dengan Hati Catatan Suhardi Alius pada Kamis (14/2) di Auditorium Lemhanas, Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta.

Menristekdikti menyatakan bahwa tumbuhnya ‘terorisme’, antara lain didorong  oleh kesenjangan ekonomi dan akses pendidikan yang tidak merata. Oleh sebab itu, Kemenristekdikti terus mendorong pemuda dan pemudi, yang berada dalam situasi rentan dan berasal dari keluarga yang kurang/tidak mampu, untuk mendapatkan beasiswa. Putra-putri korban aksi terorisme juga akan mendapatkan beasiswa dari Kemenristekdikti.

“ Salah satu penyebab ‘Terorisme’  adalah ‘injustice, inequality, inclusion’, yaitu ketidakadilan dalam mendapatkan akses  pendidikan barangkali, maka kami berikan beasiswa supaya mereka bisa menikmati anggaran negara yang ada. Beasiswa akan di  berikan kalau ‘dia’ masuk ke kampus, akan saya coba lakukan di tempat Ali Imron tadi. Kepada anak para korban teroris, saya akan di berikan beasiswa,” ungkap Menteri Nasir.

Selanjutnya, Menteri Nasir menyatakan bahwa  Kemenristekdikti senantiasa berkoordinasi dengan BNPT, dalam upaya menciptakan iklim perguruan tinggi yang kondusif bagi peningkatan daya saing bangsa Indonesia.

“Kampus (harusnya menjadi) pencipta kemajuan bangsa Indonesia. Kampus harus digunakan sebagai tempat untuk bisa meningkatkan daya saing bangsa, bukan kampus sebagai tempat untuk tumbuhnya bibit-bibit radikalisme, tapi tempat untuk menjunjung tinggi (aktivitas) akademik menuju daya saing bangsa,” ungkap Menristekdikti.

Menteri Nasir menyatakan tugasnya sebagai Menteri sangat terbantu dengan keberadaan BNPT, terutama dalam beramal pada tataran bernegara, sekaligus mendorong perguruan tinggi untuk terus berkembang.

“Inilah yang namanya (upaya) hubbul wathan minal iman, mencintai negara menjadi bagian dari iman. Terima kasih untuk semua usahanya, karena melalui kerjasama Kemenristekdikti dan BNPT,  hal ini berjalan dengan baik.

Di satu sisi Kemenristekdikti selalu mendorong bagaimana perguruan tinggi di Indonesia menjadi PT kelas dunia, menghadapi era disruptif innovation, menghadapi revolusi 4.0,” ungkap Nasir.

Kepala BNPT Suhardi meluncurkan empat buku.

Buku pertama berjudul “Catatan Suhardi Alius Memimpin dengan Hati: Pengalaman Sebagai Kepala: BNPT”.

Buku kedua berjudul “Catatan Suhardi Alius Pemahaman Membawa Bencana: Bunga Rampai Penanggulangan Terorisme”.

Buku ketiganya berjudul “Catatan Suhardi Alius Menjalin Sinergi: 14 Bulan sebagai Kabareskrim Polri”.

Buku keempatnya berjudul “Catatan Suhardi Alius Resonansi Kebangsaan: Membangkitkan Nasionalisme dan Keteladanan”.

Peluncuran buku ini dihadiri juga oleh Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Moermahadi Soerja, mantan narapidana teroris Ali Imron, ulama Indonesia Ahmad Syafi’i Maarif (Buya Syafi’i) dan tamu undangan lainnya.

Siaran Pers Kemenristekdikti No: 33/SP/HM/BKKP/II/2019


from Universitas Negeri Semarang

No comments:

Post a Comment