Masalah stagnasi sekular, ketidakmampuan dunia industri untuk tumbuh pada angka kepuasan walaupun dengan kebebasan moneter, bagi Ekonom Universitas Indonesia Prof Dr Faisal Basri SE MA, hal tersebut menandakan ada masalah fundamental dalam struktur ekonomi negara.
“Jika sangat rentan terhadap gejolak eksternal, berarti daya tahan ekonomi Indonesia sangat rapuh. Mudah diombang-ambingkan oleh embusan dari luar,” kata Prof Faisal saat memberi kuliah umum perekonomian Indonesia pada mahasiswa baru Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Semarang (Unnes), di Auditorium Unnes Kampus Sekaran Gunungpati, Selasa (27/10).
Menurut dia, Indonesia merupakan negara yang unik dan perekonomiannya sulit terintegrasi karena faktor luas wilayah yang luar biasa. Indikasi Indonesia belum mengalami integrasi ekonomi, katanya, bisa dilihat dari disparitas pembangunan antardaerah.
“Di era otonomi daerah seharusnya pembangunan antara Jawa dengan luar Jawa mesti merata. Namun dalam kenyataannya, pertumbuhan pembangunan Jawa jauh lebih cepat,” kata mantan Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Menurut Dekan FE Unnes Dr Wahyono, kegiatan dengan tema Tantangan Menghadapi Situasi Ekonomi Global ini sebagai upaya memberikan pemahaman kepada 910 mahasiswa baru FE angkatan 2015.
from Universitas Negeri Semarang
No comments:
Post a Comment