Taridah (60) berkaca-kaca begitu Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES) Prof Dr Fathur Rokhman MHum menyapa anaknya saat acara wisuda periode 3 tahun 2018. Ia teringat suaminya sudah meninggal yang tidak dapat melihat anaknya memakai toga.
Betapa tidak, Rabu (12/9) putra kesayangannya diwisuda, sedangkan ia hanya bisa melihat dikursi roda karena stroke yang sudah dideritanya semenjak 7 tahun yang lalu.
“Kulo mboten nyongko, Ajie anak kulo saget lulus kuliah, padahal kulo mboten gadah ragat. (Saya tidak menyangka Ajie dapat lulus kuliah, padahal saya tidak punya biaya),” katanya sambil meneteskan air mata menahan haru.
Namun di balik keharuan itu, Ibu Taridah pantas berbangga. Ajie, anak keenamnya, tidak hanya menyandang predikat mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro UNNES. Ajie juga satu dari ribuan mahasiswa UNNES yang memperoleh Beasiswa Bidikmisi.
Prestasi
Kreativitas dan inovasi tak pernah hilang dari diri Ajie. Ia dari tiga mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang terdiri dari Rizky Ajie Aprilianto, Oky Putra Pamungkas, dan Nur Anita, telah berhasil menciptakan sebuah dompet pendeteksi uang yang diperuntukkan bagi penyadang difabel tunanetra.
Sebuah alat yang dinamai Idopu, atau Inovasi Dompet Pendeteksi Uang tersebut dilatarbelakangi oleh kepedulian mereka terhadap teman-teman tunanetra yang saat ini hanya menggunakan blind code pada uang untuk mengetahui nominal dan keasliannya.
Idopu mengantarkan Ajie mendapat medali perak pada Pimnas ke-31 di Universitas Negeri Yogyakarta.
Meski dari keluarga kurang mampu, Ajie berkali-kali membuktikan keunggulan dan prestasi dari dalam maupun luar negeri. Salah satunya ia berhasil meraih dua penghargaan PELTAC 2017, di Universiti Teknologi Malaysia (UTM).
Ia bercita-cita dapat melanjutkan belajar S2 dalam bidang energi masa depan dan setelah selesai akan mengabdikan diri di UNNES.
Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman MHum menyampaikan, saya bangga sebagai rektor mempunyai mahasiswa seperti Ajie, terkait dengan cita-cita Ajie saya akan memberikan rekomendasi dan mendukung usahanya untuk mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan belajar di S2 nanti.
Rektor ITB
Rektor Institute Teknologi Bandung (ITB) Prof Dr Ir Kadarsyah Suryadi DEA hadir untuk memberikan pidato inspiratif pada wisuda kali ini.
Ia menyampaikan, UNNES adalah kampus yang berprestasi, mahasiswanya juga harus mempunyai prestasi tinggi. Prestasi dapat dilakukan dengan belajar, tidak hanya berhenti di S1 lanjutkan terus sampai dengan S3.
“Karena dengan belajar kita mampu menghadapi revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 akan membuka kesempatan kerja yang lebih luas serta membangun pekerjaan manusia menjadi lebih cepat dan mudah”, katanya.
Rektor ITB melanjutkan, era revolusi industri 4.0 memberikan peluang dan tantangan baru bagi setiap negara agar bisa bertahan dalam persaingan global yang kompetitif. Indonesia termasuk menjadi negara yang siap hadapi revolusi industri 4.0.
Dalam kesempatan ini rector ITB mampu memukau para wisudawan dengan memainkan harmonika dengan judul You Raisee me Up.
from Universitas Negeri Semarang
No comments:
Post a Comment