Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa menuntut ilmu. Tanpa ilmu, keimanan seorang umat akan kering karena agama dan ilmu mesti saling melengkapi. Di sisi lain, ilmu dan agama dapat berjalan beriringan sehingga tidak perlu dipertentangkan.
“Syekh Abdul Qadir Al Jailani dalam wasiatnya mengatakan hendaknya seorang muslim senantiasa menuntut ilmu. Bagi seorang muslim, setidaknya ada tiga ilmu yang harus dipelajari, yaitu ketuhanan, syariat, dan ilmu modern,” Syekh Muhammad Fadhil Al Jailani, cicit dari Syekh Abdul Qadir Al Jailani, ketika memberi kuliah umum “Islam Itu Genius” di Universitas Negeri Semarang, kampus Sekaran, Semarang, Rabu (21/3).
Menurut Syekh Fadhil, selain terus berupaya mempertebal keimanan, seorang muslim juga mesti mementingkan ilmu. Ia menceritakan ketika Nabi Muhammad memilih pewaris tidak memilih raja, orang kaya, atau dermawan, namun memberi kehormatan kepada ulama sebagai pewarisnya. “Orang yang berilmu lebih mulia daripada orang yang tidak berilmu,” ujarnya.
Ilmu juga menjadi penting ketika dunia semakin dihadapkan pada ketidakjelasan kondisi global. Menurut dia, di tengah situasi yang tidak menentu, ilmu bisa menjadi penentu dan penjernih dari ketidakstabilan keadaan dunia. Perguruan tinggi menjadi tempat yang tepat bagi generasi penerus dan para calon pemimpin untuk belajar. Menurut dia, ilmu sekaligus menjadi jalan untuk menentukan kebenaran. Dengan demikian, menurut Syekh Fadhil, salah satu ajakan inti Islam adalah agar umat mempelajari ilmu.
“Hendaknya umat Islam punya motivasi untuk menjadi lebih pandai,” kata dia.
Kuliah umum tersebut diikuti ratusan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi UNNES angkatan 2017 yang kini semester dua.
Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman MHum mengatakan, kampus terus melakukan pembinaan tidak hanya dalam wilayah akademik, namun juga penguatan dan penguasaan terkait keimanan mahasiswa. Hal itu terlebih lagi pada era disrupsi di mana berbagai hal berubah seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Ia juga mengatakan jika penerima beasiswa Bidikmisi justru tidak boleh berkecil hati dalam menuntut ilmu. Penerima beasiswa sudah selayaknya berusaha lebih dan berprestasi, baik dalam akademik maupun non-akademik. Menurut dia, kampus mendorong sekaligus memfasilitasi mahasiswa yang memiliki kemauan untuk mewujudkan hal itu.
Beberapa tahun belakangan, UNNES memberi apresiasi bagi calon mahasiswa yang memiliki prestasi dalam menghafal Alquran. Dalam rangka memperingati dies natalis ke-53 pada tahun ini, UNNES melaksanakan khataman Alquran sebanyak 53 kali. Ini upaya memperteguh pemahaman bahwa keduanya sejatinya tidak berjarak.
Selain itu, juga disampaikan UNNES merasa bangga bisa menjalin kerja sama dengan ulama besar dunia. Tahun 2018 yang telah dicanangkan sebagai tahun internasionalisasi diharapkan membawa kampus ini ke panggung dunia dan memberi manfaat bagi masyarakat luas.
from Universitas Negeri Semarang
No comments:
Post a Comment