Universitas Negeri Semarang (UNNES) kembali mewisuda 1.501 mahasiswa pada wisuda periode III tahun 2016, Selasa (25/10). Wisudawan tersebut terdiri dari 2 doktor, 85 magister, 16 lulusan pendidikan profesi, 1380 sarjana, dan 18 ahli madya lulusan diploma III.
Kepada para wisudawan, profesor ilmu sosiolinguistik itu menegaskan bahwa UNNES sebagai rumah ilmu, memiliki prinsip dan kondisi yang harus dipenuhi. Pertama, sebagai rumah pengetahuan, jendela dan pintu antar-ruang harus dijaga tetap terbuka agar tidak terkungkung pada fragmentasi akademik.
Kedua, menjaga jalinan aksiologis antara ilmu dengan realitas sosial “Ilmu kelakone kanthi laku”. Sesanti ini bisa dipahami bahwa, pengetahuan harus keluar dari rumah ontologis dan epistimologisnya sehingga menemukan konteks sosial yang relevan.
Ketiga, kampus hanya dapat melegetimiasi dirinya menjadi rumah ilmu jika individu-individunya memiliki pikiran terbuka. Pikiran terbuka adalah syarat wajib agar dialektika keilmuan tidak tersungkur pada klaim dan jargon.
Keempat, rumah ilmu juga harus dibangun dengan pronsip partisipasi, bukan kontrol mutlak, dan lebih-lebih dominasi. Untuk memahami sesuatu secara lebih komperhensif diperlukan peran aktif dari setiap orang yang terlibat didalamnya.
Oleh sebab itu, peran para wisudawan menjadi sangat strategis sebagai pelopor dan pencipta inovasi yang unggul melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian yang akan menambah khazanah etalase rumah ilmu sebagai pengemban peradaban.
Karena para wisudawan UNNES ini laksana generasi rumah ilmu yang selalu bersinar terang menghadirkan inovasi dan inspirasi dengan ilmu, pengetahuan dan ketrampilan serta bekal hidup yang memadai yang dididik dan ditempa penuh rasa asah, asih, asuh.
from Universitas Negeri Semarang
No comments:
Post a Comment