Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul, kreatif dan inovatif dalam menyongsong era Revolusi Industri 4.0 menjadi tanggung jawab bagi segenap elemen bangsa.
Demi mencapai tujuan tersebut, pemerintah telah menggulirkan berbagai program kerja, baik program yang secara langsung berada dibawah naungan kementerian atau unit kerja terkait, maupun program yang diturunkan kepada lembaga pendidikan perguruan tinggi, seperti melalui program Diseminasi Teknologi Kemenristekdikti yang diselenggarakan oleh UNNES.
Turut serta dalam program tersebut, LPPM Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang melakukan hilirisasi teknologi tepat guna berupa Ketel Uap (Steam Boiler) beserta perlengkapannya kepada dua Rumah Produksi (RP) di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, pada Minggu (1/9).
Ketua LPPM UNNES sekaligus ketua tim pengabdian Dr Suwito Eko Pramono MPd menjelaskan, perguruan tinggi tidak hanya berbicara mengenai kajian keilmuan, tetapi juga bagaimana mengembangkan hasil kajian tersebut melalui hilirisasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Pemerintah memiliki banyak program yang diarahkan untuk membangun SDM unggul dan berdaya saing. Sama halnya dengan pemerintah, UNNES melalui LPPM nya juga memiliki program pemberdayaan bagi masyarakat. Baik pemerintah maupun UNNES memiliki harapan yang sama, yakni terbentuknya kesadaran masyarakat agar merasa memiliki program-program tersebut,” jelas Dr Suwito.
Prinsipnya sangatlah sederhana, imbuh dosen Jurusan Sejarah tersebut, ilmu amaliah dan amal ilmiah. Saat kita memiliki ilmu maka haruslah diamalkan dengan baik dan segala bentuk amal kita, hendaknya didasarkan pada ilmu.
Pada kesempatan tersebut, dua buah katel uap diberikan kepada dua pemilik olahan tahu disekitar Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Keduanya ialah Widari (Pemilik IKM Tahu “ASLI”) asal Desa Banyukuning dan Turni Lestari (Pemilik IKM Tahu “LESTARI”) asal Desa Kenteng.
Kepada keduanya, Dr Suwito berpesan agar peralatan Ketel Uap (Steam Boiler) beserta perlengkapannya dapat digunakan dengan baik secara optimal.
“Tolong dijaga baik-baik ya Bu. Melalui program ini, kami harap dapat mendorong masyarakat agar tidak bersikap apriori, selalu optimis dalam memandang kehidupan, dan mampu memanfaatkan high tech dengan baik sehingga mampu menjadikan terjadinya gayung bersambut antara pemerintah, UNNES, dan masyarakat,” pungkas Dr Suwito.
Apresiasi Pemerintah Desa
Pada kesempatan tersebut, turut hadir Kepala Desa Banyukuning Setiyo Utomo yang menjadi saksi penyerahan barang produksi.
Ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada UNNES yang telah konsisten dalam memberdayakan masyarakat melalui berbagai program pengabdian.
“Saya berharap, Desa Banyukuning bisa menjadi desa binaan UNNES. Tentu program kemitraannyapun diperluas, karena sebenarnya Banyukuning memiliki banyak sekali UMKM yang belum terakomodasi dan terekspos,” harap Setiyo.
Kemitraan dengan UNNES, imbuhnya, semakin membuat masyarakat lebih mandiri dalam hal perekonomian, yang kemudian diharapkan mampu mendorong pengembangan sektor pariwisata dan potensi desa.
Sepaham dengan yang diutarakan oleh Setiyo, salah seorang penerima program hilirisasi Turni Lestari mengaku sangat terbantu dengan adanya program diseminasi teknologi ini.
“Dengan adanya ketel uap tersebut, proses produksi kami menjadi lebih efektif dan efisien. Biasanya pekerjaan produksi kami akan selesai pada pukul 15.00 WIB setiap harinya, namun sejak kami menggunakan katel uap buatan UNNES, produksi dilakukan dengan waktu yang lebih singkat dari biasanya. Hal ini menjadikan kegiatan produksi bisa selesai pada pukul 11.00 WIB. Dulunya kapasitas produksi hanya 20 kg setiap 90 menit, sekarang menjadi efisien karena bisa memproduksi 40 kg setiap 15 menit” jelas pemilik IKM Tahu “LESTARI” yang telah memiliki 10 karyawan itu.
Bagi Turni dan Widari, ketel uap betul-betul sangat membantu usahanya. Proses pemasakan menjadi lebih cepat, kualitas tahu lebih baik dan tidak lagi berbau sangit. Hal ini karena ketel uap letaknya berada di luar ruang produksi, dapur produksi lebih bersih, tidak berasap, dan lebih higienis.
Inovasi Teknologi dan Aspek Keamanan
Dalam pengadian yang dianggotai oleh Drs Sunyoto MSi dan Danang Dwi Saputro ST MT ini, inovasi teknologi dikembangkan dengan tetap memperhatikan aspek keamanan.
“Saat ini kan banyak yang membuat katel uap dari drum bekas, sehingga aspek keamanannya cukup terabaikan. Sehingga kami menginovasinya dengan bahan stainless steel, yang lebih tahan lama dan anti karat. Selain itu, kalau ketel uap biasa hanya memiliki termometer untuk mengukur suhu dan manometer untuk mengukur tekanan udara, maka kami menginisiasi adanya katup pengaman,” ungkap Drs Sunyoto MSi.
Katup pengaman ini, tambahnya, berfungsi menjadi ventilasi keluaran, jika terjadi kelebihan tekanan. Jika tekanan berada diatas 3 ATM, maka akan dibuang melalui katup pengaman tersebut.
Hilirisasi Program Diseminasi Teknologi Kemenristekdikti yang diselenggarakan oleh UNNES ini menjadi bukti nyata, bahwa UNNES selalu konsisten dalam memenuhi tanggung jawab sebagai lembaga pendidikan tinggi yang menjadikan tri darma perguruan tinggi sebagai dasar pengabdiannya.
from Universitas Negeri Semarang
No comments:
Post a Comment