Monday, 5 November 2018

Tim Baksos UNNES Peduli Gempa Sulawesi Tengah, Hari Pertama Ratusan Warga Antusias Periksakan Diri

Hari pertama, Jumat (2/11/2018)  Tim bakti sosial (Baksos) Universitas Negri Semarang (UNNES) melakukan baksos korban gempa dan tsunami Palu, Donggala, dan Sigi Sulawesi Tengah ratusan warga berantusias memeriksakan diri.

Koordinator Baksos dr Azam kepada reporter unnes.ac.id dari Sulawesi Tengan melaporkan,  hari pertama, diawali senam massal bersama dengan Rektor Universitas Tadulako Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS dan jajarannya, dosen, mahasiswa, pegawai, dan relawan Kemenristekdikti dengan tema “Gedung Boleh Hancur Berkeping, Namun Hati Harus Tetap Utuh”.

Setelah senam, kemudian berkoordinasi dengan Dineksprov serta pelayanan lapangan di Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, ratusan warga berantusias memeriksakan diri dan berobat kepada tim relawan medis UNNES & mendapatkan pemeriksaan kesehatan, cek gula darah, kolesterol, dan asam urat serta obat2an dan vitamin. Kasus terbanyak adalah diare, ispa, dan kelainan kulit.

Hari berikutnya, Tim Baksos UNNES melakukan baksos di Desa Lolu, kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi dengan pelayanan kesehatan dan trauma healing. Kembali mendapat sambutan antusias dari warga pengungsian di Desa Lolu

dr Azam juga menjelaskan, kami sempat mampir di Petobo dan Jono Oge dua daerah yang terdampak paling parah akibat bencana Liquefaksi. Daerah terkubur oleh pergeseran tanah yang bergerak lebih dari 3 Km.

Di daerah ini masih ada gempa susulan, namun berskala kecil yakni 3 koma, daerah ini yang riskan longsor lagi dengan gempa sedikit sehingga tidak boleh ditempati.

 

Tetap Bersemangat

Di tengah suasana hujan, di Posko Tenda Tim Baksos UNNES tetap bersemangat memberikan layanan kesehatan dan memberikan trauma healing pada anak2 pengungsian di desa Toaya Funta, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala Sulteng.

Seperti hari-hari sebelumnya, antusias warga begitu menggembirakan, dan di tengah-tengah layanan selalu saja ada yang memberikan sajian kudapan berupa kelapa muda, jambu air, pisang merah, dan apapun yang bisa dipetik di sekitaran daerah pengungsian.

 


from Universitas Negeri Semarang

No comments:

Post a Comment