Kecamatan Gunungpati Kota Semarang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi sentra pertanian organik. Peran serta perguruan tinggi Universitas Negeri Semarang (UNNES) melalui kegiatan pengabdian masyarakat dapat menjadi salah satu pendukung untuk pengembangan sentra pertanian organik tersebut telah berhasil melakukan pembuatan dan pengelolaan pupuk organik (Kompos).
Dibuktikan pada Sabtu (12/11) diselenggarakan kegiatan Lounching Warung Desa Kelompok Wanita Tani (KWT) “Kebonku” dan menyerahan alat pendukung berupa alat pencacah sampah organik.
Menurut Dewi Mustikaningtyas Dosen jurusan Biologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika UNNES, Mesin pencacah sampah organik digunakan untuk menghancurkan berbagai jenis sampah organik berukuran kecil, dengan kapasitas 50 – 1.200 kg bahan baku/jam.
Selain itu, Setelah sampah organik yang sudah dicacah dapat langsung difermentasi menjadi kompos atau dihaluskan lebih lanjut dengan menggunakan mesin penghancur sampah organik sebelum melalui proses fermentasi dapat menjadikan tanah semakin ramah lingkungan dan subur yang dapat menghasilkan tanaman bisa tumbuh dengan baik dan hasil yang maksimal.
Ia juga menambahkan, Kami akan mendampingi dan memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos, pengelolaan lahan dengan pembuatan Greenhouse, rumah kompos dan pelatihan manajemen pengelolaan penjualan sayuran organik.
Ketua KWT Kebonku Suciah menyampaikan, Kami sangat terbantu dengan adanya pembinaan dan pendampingan dari UNNES guna meningkatkan hasil kebun kami.
Suciah juga berharap, Setelah kami mendapatkan mesin ini kebutuhan kami akan pupuk akan terpenuhi hingga tanaman kami akan subur dan bisa panen dengan hasil panen yang memuaskan.
from Universitas Negeri Semarang
No comments:
Post a Comment