Seorang konselor harus menguasai pengetahuan tentang kondisi sosiokultural masyarakat. Pengetahuan ini diperlukan agar ia dapat memberikan saran yang akurat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi konselinya.
Profesor Ilmu Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Dr Mungin Edy Wibowo mengatakan hal itu saat mengisi Seminar Nasional Bimbingan Konseling Berbasis Multikultural, Selasa (22/12).
Menurutnya, pemahaman terhadap seluk-beluk budaya masyarakat lokal berkaitan erat dengan sikap yang menyertai masyarakat.
“Persepsktif ini mungkin tidak langsung berkaitan dengan pemahaman konselor terhadap perilaku konseli, tetapi memberikan perspektif pada bagaimana seorang konselor dalam melakukan pelayanan konseling,” katanya.
Lanjutnya, konseling adalah proses pemberdayaan dan pembudayaan manusia yang sedang berkembang menuju kepirbadian mandiri untuk dapat membangun dirinya sendiri dan masyarakat.
“Jika demikian, konselor perlu memahami manusia dalam segala hak aktualisasinya, kemungkinannya, dan pemikirannya, bahkan memahami perubahan yang dapat diharapkan terjadi pada diri manusia,” lanjut Ketua Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (Abkin) itu.
Selain Prof Mungin, dalam seminar yang diselenggarakan Pusat Pengembangan Layanan Konseling dan Bursa Kerja (Pusbang LKBK) ini juga hadir Presiden Persatuan Kaunseling Malaysia Dato’ Dr Abd Halim Mohd Hussin dan Dosen Psikologi Unika Soegijapranata Edy Widiyatmidi.
from Universitas Negeri Semarang » Languages » Bahasa Indonesia
No comments:
Post a Comment