Tak kuasa menahan haru saat menyaksikan film tentang kondisi di daerah pengabdian, sebagian dari 473 calon peserta program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) meneteskan air mata.
Film berdurasi sekitar 10 menit yang telah dilakukan oleh para peserta SM3T Angkatan pertama itu menunjukkan tantangan yang harus dihadapi oleh peserta ketika terjun di daerah pengabdian.
Dalam film itu terlihat mereka harus hidup dengan komunitas baru dengan fasilitas yang sangat minim. Minimnya fasilitas mengharuskan peserta jalan kaki menuju ke sekolah, mendaki bukit, bahkan menyeberangi sungai. Selain itu, juga ada beberapa peserta SM3T harus menjemput siswa di rumahnya supaya siswa tersebut mau bersekolah.
Fasilitas komunikasi pun seperti HP juga tidak ada sinyal. Kalau kangen dengan orang tua dikampung halaman mau menelepon harus mencari tempat tertentu atau naik ke atas bukit supaya dapat sinyal.
Kepala Pusat Pengembangan Profesi Guru (PPG) Unnes Drs Ngabiyanto MSi menyampaikan, pemutaran film pengabdian ini merupakan bagian dari metode seleksi yang diadakan panitia. Calon peserta diminta menanggapi secara solutif persoalan-persoalan yang muncul pada film tersebut. Dengan cara itu, kemampuan analisis dan probem solving calon peserta akan diketahui.
“Tes wawancara besok, Sabtu (4/7) diikuti oleh 473 peserta. Sebelumnya mereka telah lolos seleksi administrasi tes online,” kata Kepala Pusat Pengembangan Profesi Guru.
from Universitas Negeri Semarang http://ift.tt/1GTayE8
via IFTTT
No comments:
Post a Comment