Saturday 25 May 2019

Tanamkan Pendidikan Jasmani, PGPAUD Hadirkan Dr Dana Masarykova dari Slovakia

Perkembangan motorik kasar erat hubungannya dengan Pendidikan jasmani. Pentingnya guru dalam menanamkan kebiasaan untuk berolahraga bagi anak usia dini di sekolah menjadi catatan penting yang harus diperhatikan oleh guru.

Hal tersebut merupakan sepenggal kalimat pembuka dari the Head of Erasmus+ Project antara Trnava University dan UNNES, Dr Dana Masarykova yang akan tinggal selama kurang lebih dua minggu di Indonesia.

Dalam kesempatannya berkunjung ke UNNES, Dr Masarykova yang memiliki latar belakang ilmu keolahragaan mengajak para mahasiswa untuk dapat berpartisipasi dalam menerapkan kegiatan sederhana yang efektif melatih motoric kasar anak usia dini.

Beberapa contoh implementasi aktivitas yang disampaikannya dalam kegiatan Guest Lecturer pada Rabu (22/5), terlihat sangat sederhana dan dapat dilakukan di dalam atau di luar ruangan dengan menggunakan media yang dapat ditemukan dimana saja, seperti koran bekas.

Kegiatan seminar dihadiri oleh kurang lebih 300 orang mahasiswa. Antusiasme yang tinggi dan kesempatan langka dari pembicara yang berasal dari benua Eropa, serta untuk mengetahui bagaimana menerapkan kegiatan olah tubuh bagi anak sehari-hari, menjadi alasan penuhnya ruangan Auditorium yang berada di Gedung Dekanat lantai 3, Fakultas Ilmu Pendidikan.

Tidak hanya disampaikan secara teori, Dr Masarykova juga melakukan kegiatan praktik langsung dengan para mahasiswa di lapangan Gedung A2, FIP.

Meskipun dalam kondisi berpuasa, mahasiswa dengan aktif mengikuti praktik yang dikemas secara sederhana namun menarik. Beberapa mahasiswa berpendapat bahwa, kegiatan sederhana tersebut belum pernah terlintas sebelumnya padahal sangat mudah diterapkan untuk anak.

Tidak hanya memberikan teori dan juga praktik. Dana juga memberikan tips terkini bagaimana mengajak anak berolah tubuh. Salah satunya adalah, tidak dianjurkannya anak-anak diatas 3 tahun  berolah tubuh dengan gerakan merangkak seperti bayi, karena akan melukai lutut mereka di kemudian hari.

Solusinya adalah, anak-anak dianjurkan merangkak terbalik dengan menggunakan kedua tapak kaki dan telapak tangan (seperti laba-laba) sebagai tumpuan mereka dalam melatih keseimbangan. Hal ini menjadi kegiatan menantang yang biasanya disukai oleh anak. Semakin sulit maka anak akan semakin tertantang.

Terakhir, Dana menyampaikan bahwa kegiatan yang bermakna bagi anak adalah bagaimana menciptakan kegiatan yang menyenangkan tapi juga terdapat pembelajaran di dalamnya. Ketika anak senang dan tujuan tercapai, maka disitulah esensi dari pembelajaran yang sesungguhnya.


from Universitas Negeri Semarang

No comments:

Post a Comment