Saturday 13 June 2020

Webinar Nasional UNNES: PJJ Sebagai Alternatif  Pembelajaran di Masa New Normal

Universitas Negeri Semarang (UNNES) menyelenggarakan Webminar dengan tema Kampus Merdeka, Merdeka Belajar: Akselerasi Perguruan Tinggi pada Masa New Normal, Sabtu (13/06) Pagi.

Kegitan dilakukan secara Daring melalui aplikasi Zoom dan disiarkan langsung memalui Chanel YouTube UNNES dengan Narasumber    Sekertaris Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Dirjen Dikti Dr Paristiyanti Nurwardani MP, Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman M Hum, Rektor Institut Pertanian Bogor (ITB) Prof Dr Arif Satria SP MSi, dan Rektor Universitas Brawijaya (UB) Prof Dr Ir Nuhfil Hanani AR MS. Moderator  Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja sama UNNES Dr Hendi Pratama SPd  MA.

Prof Dr Fathur Rokhman MHum dalam menyampaikan, terima kasih dan penghargaan kepada narasumber dan peserta Webinar .  UNNES memiliki komitmen membangun Kampus Merdeka, Merdeka Belajar. Menurut Prof Fathur Rokhman, muara merdeka belajar adalah membangun insan yang cerdas berkarakter.

“Rektor beserta Pimpinan UNNES menghaturkan terima kasih dan penghargaan atas arahan dan pencerahan narasumber  serta peran aktif peserta pada Webinar Kampus Merdeka, Merdeka Belajar: Akselerasi Perguruan Tinggi Masa New  Normal. Alhamdulillah UNNES terus  menoreh prestasi seperti Peringkat 14  Versi 41CU 2020 berada pada 10 Perguruan Tinggi Nasional terbaik, Peringkat 72 Asia Tenggara, Peringkat 120 Asia, dan Peringkat 6060 Perguruan Tinggi Dunia. UNNES sedang  mengembangkan kurikulum  kampus merdeka, mempersiapkan  program magang mahasiswa, dan penyiapan menjadi LPTK rujukan,” kata Prof Fathur Rokhman.

Lebih lanjut Rektor UNNES  mengungkapkan beberapa   akselerasi UNNES di masa New Normal dengan mengembangkan beberapa program , diantaranya penguatan Elektronik Learning (Elena UNNES) untuk  mendukung  perkuliahan, layanan administrasi juga didorong melalui  elektronik office, serta  pengembangan jaringan pengamatan sosial riset dan inovasi untuk Indonesia Maju.

Sekertaris Dirjen Dikti Dr Paristiyanti Nurwardani  menyampaikan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) di masa new normal untuk perguruan tinggi dengan menerapkan pola pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).

“Pelaksanaan PJJ terbukti menjadi salah satu solusi bagi perguruan tinggi dalam mengatasi keterbatasan pelaksanaan pembelajaran selama masa pandemi Covid-19. Pendidikan Jarak Jauh (Pjj) memiliki strategi pembelajaran yang fleksibel.  Pada masa pandemic ini perguruan tinggi diharapkan melakukan proses pembelajaran fleksibel yang reorientasi kurikulum dengan tetap  memperhatikan capaian pembejaran.  Sistem Pembelajaran Hybrid Learning menjadi kebutuhan.  Kemendikbud juga melakukan upaya-upaya untuk memberikan solusi kepada mahasiswa dengan menggratiskan akses ke laman pembelajaran perguruan tinggi, penguatan platform SPADA, LMS gratis berbasis MOODLE dan Google Classroom,” kata  Dr Paristiyanti.

 

Lebih lanjut Dr Paristiyanti Nurwardani M P menegaskan sistem dan proses pembelajaran pada pendidikan tinggi menurut kemendikbud harus mencakup 6 c for hots yaitu communication, collaboration, compassion, critical thinking, creative thinking, computation logic.

“Semua itu diperlukan untuk mahasiswa agar mereka bisa beradaptasi, fleksibel, mempunyai jiwa pemimpin, memiliki keterampilan membaca, kemampuan menulis , dan kemampuan berbahasa Inggris serta penambahan keterampilan IT. Agar nantinya PTN menciptakan lulusan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab  dan memiliki Ijazah, SKPI , Sertifikat Kompetensi Sertifikat Profesi, Sertifikat  Bahasa Asing, Sertifikat Internasional, Regiter Profesi Nasional, Register Profesi Internasional, dan Capaian Pembelajaran CPL Waterloo/ lulus PAI/ SOA ” terang  Dr Paristiyanti.

Rektor Institut Pertanian Bogor (ITB) Prof Dr Arif Satria SP MSi menyampampaikan perlunya  pendidikan tinggi  melakukan lompatan-lompatan orientasi di era New Normal untuk menciptakan inovasi (Future Practice), dan memiliki Kreativitas dalam merespon keadaan.

“Sebagai respon kita,  perguruan tinggi perlu merubah mindset orientasi masa depan dengan Future Practice melalui keterampilan adaptasi pola pikir, kolaborasi, problem-salving serta inovasi, dan telnologi centric.  Itu merupakan skil yang penting untuk menghadapi keadaan di masa Pandemi Covid-19,” ujar Prof  Arif Satria.

Pada  kesempatan yang sama Rektor Universitas Brawijaya (UB) Prof Dr Ir Nuhfil Hanani AR MS menyampaikan berbagai  kebijakan Kampus Merdeka, Merdeka Belajar di masa Pandemi Covid yang mendorong perguruan tinggi untuk melakukan pembelajaran Daring sehingga mahasiswa lebih fleksibel dalam menuntut ilmu.

“Pada proses pembelajaran melalui Daring, dosen kita dorong dengan cepat untuk  melakukan adaptasi, sehingga proses dapat  berjalan dengan baik dan lancar. Saya berharap kerja sama antar perguruan tinggi menjadi langkah awal untuk mendukung kampus merdeka, merdeka belajar,” Ungkap Prof Nuhfil Hanani.

Hadir pada webinar Ketua Senat, Ketua Majelis Profesor, Wakil Rektor, Dekan, Direktur Pascasarjana, Ketua Lembaga, Ketua SPI, Ketua Badan. Kepala Biro, Kepala UPT, Staff Ahli Rektor, Tim Akselerasi, Ketua Jurusan, Koordprodi, Kalab, dan Mahasiswa UNNES.


from Universitas Negeri Semarang

No comments:

Post a Comment