Thursday 13 September 2018

Rektor UNNES Prof Fathur: Wisudawan Harus Bisa Manfaatkan Perubahan di Era Disrupsi

Dalam era disrupsi, perubahan tidak terjadi secara bertahap seperti orang meniti tangga. Perubahan pada era itu lebih menyerupai ledakan gunung berapi yang meluluhlantakkan ekosistem lama dan menggantinya dengan eksosistem baru yang sama sekali berbeda.

Institusi bisnis adalah “korban” yang terdampak paling cepat. Puluhan perusahaan besar yang mapan tumbang dalam waktu singkat akibat muncul pesaing baru yang tak terramalkan sebelumnya. Inovasi berkesinambungan tak cukup membuatnya selamat dari ledakan perubahan yang massif dan di luar dugaan itu.

Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES) menyampaikan itu saat memberi sambutan pada 1.518 wisudawan UNNES Periode III program sarjana sampai doktor, Rabu (12/9/2018) di Auditorium kampus UNNES Sekaran Gunungpati Semarang.

Hadir memberikan motivasi kepada wisudawan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Dr Ir Kadarsyah Suryadi DEA tentang revolusi industri 4.0.

Prof Fathur juga mengatakan, lembaga pemerintah seperti perguruan tinggi memang belum terkena dampak secara besar-besaran. Namun pelan tapi pasti, disrupsi juga mengancam eksistensi lembaga pemerintah. Bahkan dalam bentuk yang paling ekstrim, disrupsi juga akan mengancam eksistensi negara. Karena itulah, pepatah lama “berubah atau punah” benar-benar menemukan tajinya.

Dorongan agar perguruan tinggi berubah secara radikal sebenarnya telah muncul dari berbagai kalangan. Hampir setiap datang ke perguruan tinggi, Presiden Joko Widodo menyarankan agar perguruan tinggi membuka program studi baru yang spesifik.

Ia pernah mengusulkan program studi medsos, toko online, bahkan meme. Meski kerap disampaikan dengan gaya guyon, gagasan Presiden sebenarnya berangkat dari refleksi akademik yang mendalam. Dengan cara itu ia sedang mendorong perguruan tinggi lebih adaptif merespons perubahan. Bagi Presiden, perubahan dunia tak cukup lagi dihadapi dengan inovasi yang bertahap, tetapi harus dengan perubahan yang lebih radikal. Secara praktis, gagasan Presiden sangat relevan dengan kondisi masyarakat dunia saat ini.

Lembaga riset internasional Pricewaterhouse Coopers (PwC) pada Maret 2017 lalu sudah memprediksi disrupsi akan membuat 30 persen pekerjaan di Inggris hilang, sementara di AS mencapai 38 persen, di Jerman 35 persen, dan di Jepang 21 persen.

Meski belum diteliti secara khusus, Indonesia juga mengalami kekhawatiran yang sama. Berbagai profesi akan kehilangan relevansinya karena perubahan masyarakat yang begitu cepat.

Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia Klauss Schwab memberi gambaran lebih konkret. Perubahan yang muncul pada Revolusi Industri 4.0. ditandai dengan berkembangnya kecerdasan buatan, penerapan teknologi nano di berbagai bidang, dan rekayasa genetis.

Ketika tiga teknologi itu berhasil diaplikasikan, jutaan orang akan kehilangan pekerjaan. Adapun ilmu pengetahuan yang diperoleh di perguruan tinggi tidak lagi berguna karena kehilangan relevansinya.

Setiap perubahan pasti akan memberi peluang sekaligus tantangan bagi siapa saja. Ketika kita bisa menempatkan diri secara intensif ikut dalam pusaran dinamika perubahan itu, kita berpeluang besar berkontribusi dan memberikan peran dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia. Setidaknya kita dapat berpikir, meneliti, menganalisis dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia dengan menggunakan pisau analisis keilmuan kita.

UNNES dengan komitmen konservasi merancang lembaga ini untuk melakukan evolusi dengan integritas seluruh komponen menjadikan UNNES memberikan peran bukan hanya pada aras keilmuan melainkan juga nilai, kebudayaan, dan peradaban.

Anda semua adalah bagian yang tak terpisahkan dari keluarga besar UNNES di dalam naungan Rumah Ilmu Pengembang Peradaban Unggul. Kami berkomitmen untuk mendidik dan melayani mahasiswa UNNES di atas standar nasional pendidikan tinggi dan bahkan kami kembangkan terus hingga mencapai standar internasional. Harapannya, ke depan UNNES menjadi perguruan tinggi top di dunia. Cita-cita besar UNNES tersebut dapat segera dicapai berkat dukungan dari seluruh warga UNNES yang terkristalisasi dalam semangat kebersamaan, integritas, dan kerja nyata oleh keluarga besar UNNES.

Prof Fathur berpesan kepada wisudawan dengan berbekal Ipteks yang telah diperoleh selama kuliah di UNNES, Anda harus menampilkan diri sebagai pribadi yang berprestasi dan berkarakter. Dengan cara seperti itu, Saudara akan menempatkan diri Anda sebagai calon pemimpin bangsa pada masa mendatang yang makin cemerlang.

Sebab, makin cemerlang prestasi dan reputasi Saudara, prestasi dan reputasi UNNES-pun akan jaya. UNNES dan masyarakat menunggu kiprah Saudara semua. Kesuksesan Saudara adalah kesuksesan UNNES, dan sekaligus kesuksesan bangsa Indonesia.

Sebelumnya, Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Rustono melaporkan upacara wisuda UNNES Periode III diikuti 1.518 orang terdiri atas 8 orang Doktor, 108 orang Magister, dan 1.402 orang Sarjana.

Predikat lulusan terbaik Asri Purwanti program studi (Prodi) Akuntansi, Sarjana (S1) dengan Index Prestasi Kumulatif (IPK) 3,95, Maya Chintia Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Magister (S2) IPK 4,00 dan Muhammad Iqbal Birsyada Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Doktor (S3) IPK 4,00.

 


from Universitas Negeri Semarang

No comments:

Post a Comment