Monday 16 July 2018

Mahasiswa Jurusan Biologi UNNES Bantu Tuna Rungu Dalam Bermusik

Beberapa waktu yang lalu Mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Negeri Semarang (UNNES) didorong untuk terus menunjukkan kepedulian sosial. 

Hal nyata yang telah ditunjukkan adalah dengan melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat. Salah satu bentuk kegiatan tersebut telah berhasil dilaksanakan dengan baik oleh tim penerima hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tahun 2018 yang terdiri dari Erlinda Afra Maulana, Novita Ayu Lestari, Muhammad Azka Fikri, dan Wahyu Yabuar Rizky.

Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di SLB – B Swadaya Semarang. Pemilihan sekolah dilakukan dengan landasan bahwa siswa SLB – B merupakan siswa tuna rungu yang memiliki kesulitan dalam belajar musik. Padahal musik memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan fisik dan emosional anak didik. Perlu dibuat suatu skema pembelajaran atau bantuan alat agar siswa tuna rungu dapat belajar alat musik. Selama ini, hal yang umum dilakukan oleh guru adalah dengan menggunakan alat bantu dengar atau dengan berusaha menceritakan bagaimana musik itu.

Erlinda dan kawan – kawan telah membuat pelatihan penggunaan alat pianika yang dihubungkan dengan lampu berwarna menjadi suatu bentuk pembelajaran musik yang menyenangkan bagi siswa tuna rungu di SLB – B Swadaya Semarang.  Dengan pianika yang selanjutnya disebut sebagai “Lampu Warna Bernada”, siswa tuna rungu dapat menikmati musik secara visual. Setiap warna yang keluar pada saat siswa membunyikan pianika menjadi representatif satu nada tertentu.

Imajinasi musik siswa lebih terbantu dengan adanya warna. Perbedaan warna untuk setiap nada memberikan informasi baru bagi siswa bahwa irama itu disusun oleh berbagai nada, bukan hanya satu nada. Siswa jadi lebih memahami bahwa musik itu beragam dan indah.

Pelatihan berlangsung secara interaktif. Dengan bantuan guru, siswa bertanya banyak hal kepada para pengabdi, terutama bagaimana warna itu mewakili nada tertentu. Siswa juga tampak tidak sabar untuk menanti giliran praktik penggunaan alat yang dibuat. Pada awalnya, siswa canggung karena tidak tahu musik, tapi lama kelamaan, siswa dapat memainkannya dengan halus seolah – olah mereka mendengarkan nada.

Suatu poin penting dari pelatihan ini adalah bahwa siswa kesulitan pada saat harus meniup pianika, karena mungkin ini pertama kalinya bagi mereka untuk memainkan pianika. Secara tidak langsung, siswa juga melatih indera penglihatan dan organ yang berkaitan dengan kemampuan bicara yang jarang mereka gunakan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pengabdian kepada masyarakat dengan pelatihan “Lampu Warna Bernada” merupakan kegiatan yang tidak hanya menarik dan inovatif tetapi juga bermanfaat bagi perkembangan anak didik siswa SLB -B.


from Universitas Negeri Semarang

No comments:

Post a Comment