Peringatan Hari Lahir Pancasila di Universitas Negeri Semarang (UNNES) menjadi agenda rutin tahunan UNNES dalam mengimplementasikan dan mendorong terejawantahkannya nilai-nilai Pancasila di bumi nusantara.
Ada yang sedikit berbeda dari peringatan Hari Lahir Pancasila di UNNES tahun ini dengan tahun sebelumnya. Tahun ini, peringatan Hari Lahir Pancasila di UNNES diselenggarakan secara luring terbatas.
Dengan menerapkan standar dan protokol kesehatan yang ketat, kegiatan ini diselenggarakan bertempat di Auditorium UNNES pada Selasa (1/6).
Dalam laporannya, Ketua Panitia Pelaksana Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNNES Dr Moh Solehatul Mustofa MA menyampaikan terima kasih kepada seluruh tim dan kepanitiaan penyelenggaraan seminar nasional kali ini.
“Kami menyampaikan terima kasih kapada berbagai pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan seminar ini. Tema seminar kali ini ialah ’Mewujudkan Nilai-nilai Pancasila untuk Indonesia Bersatu dan Berkemajuan’. Kami sampaikan bahwa peringatan Hari Lahir Pancasila secara rutin diselenggarakan oleh Universitas Negeri Semarang sebagai kampus yang mengkonservasi dan menjadi benteng Pancasila. Meski pun demikian, karena ini suasana pandemi maka kami laporkan kepada Bapak Rektor, Fakultas Ilmu Sosial yang mendapatkan tugas dari Bapak tidak bisa menyelenggarakan dengan cara upacara seperti biasanya tetapi diselenggarakan secara khusus dalam bentuk seminar nasional,“ jelas Dr Mustofa.
Bertindak sebagai moderator, Ketua Pusat Pengkajian Pancasila dan Karakter Bangsa UNNES Dr Suprayogi MPd memandu jalannya diskusi dengan menghadirkan empat pembicara.
Keempat pembicara tersebut ialah Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbud Ristek RI Prof drh Aris Junaidi PhD, Wakil Kepala BPIP Prof Dr Hariyono MPd, Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman MHum, dan Guru Besar Antropologi UGM Prof Dr Heddy Shri Ahimsa-Putra MA MPhil.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua BPIP Prof Dr Hariyono MPd menekankan Pancasila sebagai Leitstar yang dinamis.
“Pancasila sebagai Leistar dinamis, sejak awal itu diposisikan menjadi penuntun kehidupan bangsa kita, menjadi orientasi bagaimana bangsa kita bisa menjadi bangsa yang maju, sejahtera, adil, dan makmur. Sehingga visi negara kita merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur itu bisa digapai,” jelas Prof Hariyono.
Maka tugas pemerintah, imbuhnya, yang pertama-tama adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dimana kita saat ini juga masih melihat bahwa segenap bangsa kita belum semuanya sejahtera.
Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman MHum berharap, penyelenggaraan seminar mampu memberikan keilmuan dan pengetahuan baru bagi para peserta seminar. Ia menambahkan, seminar ini merupakan bagian dari peran UNNES dalam penyelenggaraan visi konservasi nilai-nilai Pancasila.
“UNNES memiliki visi dan misi menjadi Universitas Berwawasan Konservasi dan Bereputasi Internasional. Melalui konservasi, UNNES berupaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila secara utuh. Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UNNES memiliki serangkaian strategi dalam menginternalisasikan Nilai Pancasila melalui pendidikan tinggi” jelas Prof Fathur.
Guru Besar Sosiolinguistik itu menjelaskan, salah satu strategi UNNES dalam meng-konservasi Nilai-nilai Pancasila diwujudkan melalui kegiatan pengkajian dan pembelajaran.
“Pancasila sebagai pemikiran filosofis memiliki dimensi luas, pengkajian Pancasila dilakukan untuk membuka lapisan-lapisan gagasan dan nilai di dalamnya. Melalui pengkajian, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat dipahami kemudian diimplementasikan. Nilai-nilainya Pancasila harus diwariskan melalui proses pembelajaran. Nah Pembelajaran itu yang nantinya menghasilkan pemahaman, sikap, dan tindakan sebagai Pelajar Pancasila,” ungkapnya.
Sebagai benteng Pancasila, UNNES secara konsisten mendukung upaya internalisasi, implementasi, dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila di Indonesia, terkhusus pada lingkup pendidikan tinggi. UNNES berupaya mengambil peran, sebagai LPTK yang mencetak dan menghasilkan lulusan-lulusan berdaya guna yang berlandaskan pada Pancasila.
from Universitas Negeri Semarang
No comments:
Post a Comment