Wednesday 30 June 2021

Dikukuhkan Jadi Guru Besar, Prof Martono; Konflik Harus Dipandang Positif

Hari ini Rabu (30/6) Universitas Negeri Semarang menambah dua profesor baru Prof Dr S Martono MSi sebagai profesor Bidang Ilmu Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Prof Heri Yanto PhD sebagai profesor dalam Bidang Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi.

Prof S Martono menyampaikan pidato ilmiah berjudul “Dinamika Konflik dalam Perspektif Kepemimpinan Adaptif”. Dalam paparannya, Prof Martono menyebutkan menurut pemahaman tradisional, konflik dianggap sebagai hal yang buruk dan merusak.

“Konflik diasosiakan sebagai sesuatu yang negatif dan harus dihindari dengan alasan bahwa konflik memunculkan sesuatu yang buruk dan tidak kondusif seperti munculnya pertentangan dan perkelahian yang pada akhirnya dapat menimbulkan kerugian bagi organisasi,” jelas Prof Martono.

Namun, Prof Martono mengatakan pandangan manajemen modern, konflik dipandang secara konstruktif sebagai dinamika yang dapat menghasilkan perubahan positif di masyarakat dan organisasi.

“Bahkan, konflik dapat diciptakan pada tingkatan moderat agar terjadi persaingan sehat yang berdampak pada peningkatan kinerja organisasi,” jelas Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan tersebut.

Prof S Martono menawarkan perspektif baru melalui pendekatan manajemen yang memungkinkan konflik dapat dikelola secara fungsional dan produktif.

“Konflik bersifat fungsional jika dapat menghadirkan perubahan bermakna dalam organisasi. Adapun sifat konstruktif menunjukkan dinamika konflik yang mengarah pada persaingan sehat dalam upaya meraih kinerja terbaik”.

Sementara, Prof Heri Yanto menyampaikan pidato “Strategi Penguatan Implementasi SAK-EMKM dengan Academic Staff and Accounting Student Deployment Program Dalam Kebangkitan Ekonomi Indonesia Pascapandemi”.

Prof Heri menggagas model kontribusi perguruan tinggi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang terdampak pandemi Covid-19 melalui pemberdayaan UMKM dalam aspek cakap kelola akuntansi dan keuangan.

“Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan peran UMKM terhadap pertumbuhan PDB Indonesia menurun dari sekitar 60% menjadi 37%. Jumlah UMKM yang gulung tikar akibat pandemic ini bahkan mencapai 48,4%,” ucapnya.

Prof Heri menambahkan, permasalahan utama yang dihadapi oleh UMKM saat ini adalah terbatasnya akses permodalan dari lembaga keuangan.

“Keterbatasan ini salah satunya disebabkan oleh tidak tersedianya laporan keuangan UMKM yang sesuai dengan standar, sehingga UMKM mengalami kesulitan untuk memenuhi credit worthiness yang dipersyaratkan,” tutur Prof Heri yang juga menjabat Dekan Fakultas Ekonomi UNNES.

Untuk menjawab itu, Prof Heri Yanto menggagas perlunya program yang memungkinkan terjadinya kerja sama antara Kementrian Koperasi dan UKM, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Ikatan Akuntan Indonesia, dan NGO, dan pihak-pihak lain untuk membangkitkan dan memberdayakan kembali UMKM.

Salah satu program yang ditawarkan adalah Academic Staff and Accounting Student Deployment Program (AASDP). Program ini adalah mobilisasi partisipasi aktif para dosen dan mahasiswa akuntansi dalam menguatkan implementasi akuntansi UMKM sesuai dengan SAK-EMKM.

Dengan konsep itu, UMKM yang terkena pukulan akibat pandemic covid-19 bisa kembali disehatkan secara keuangan sehingga menjadi lembaga yang sehat di mata kreditur.


from Universitas Negeri Semarang

No comments:

Post a Comment