Friday 7 April 2017

Bila Konduktor “Menari” di Atas Komposisi Musik

Universitas Negeri Semarang
Bila Konduktor “Menari” di Atas Komposisi Musik

Memukau. Itulah padanan kata yang cocok untuk disematkan pada konser orkestra mahasiswa pendidikan seni musik yang diinisiasi oleh HIMA Sendratasik. Konser  terselenggara pada hari minggu di Gedung pertunjukan B6 FBS Universitas Negeri Semarang (UNNES).

Untuk pertama kalinya, konser tunggal yang dikemas dalam 11 nomor dibagi menjadi 3 sesions antara lain; wind orchestra, chamber string, dan orchestra mahasiswa Unnes layak untuk diapresiasi. Tak kurang dari 300 penonton memadati gedung B6 FBS UNNES, mereka melahap nomor demi nomor dengan khidmad bahkan tak berpaling ketika alunan musik berlangsung.

3 konduktor; Arif, Riky, Belly; saling  bergantian sesi demi sesi memimpin jalannya peristiwa bunyi. Reksada Belly Pradana, mahasiswa seni musik semester 8 yang pada awalnya sedikit canggung, akhirnyapun meliak-liuk dengan baton yang terletak di ujung jari memberikan kode dan instruksi kepada pemain musik. Ia membawakan 3 repertoar musik yang  diaransemen ulang yaitu Mahameru, Amerland, Candra Buana.

Candra Buana, ciptaan Ismail Marzuki, lagu yang dipopulerkan Titiek Puspa  menceritakan keindahan malam purnama dilengkapi dengan indahnya alam dan dewi-dewi yang bergementang sutera ungu terungkap lewat harmonisasi aransemen Belly. Bangunan struktur musik ia tampilkan lugas, mengisi disetiap relung kompositoris, menawarkan denyut birama tanpa memberi kesan berbeda atas lagu tersebut.

Pemanfaatan instrumen tiup yang lihai melalui poliritme tak terduga, tahap demi tahap tampak mencuri perhatian penonton atas bunyi yang dihasilkan. Belly mengendali orkes 70 orang ini dengan cara yang mengesankan. Gerakan tangan dan seluruh tanda-tanda yang ia berikan terasa sangat jelas, mudah ditangkap dan diikuti secara efektif.

Raut muka, mata yang berkedip di balik kacamata minus, senyum dan guncangan-guncangan seluruh anggota tubuhnya menjadi bagian daripada tafsir musiknya. Orkesnya pun juga nampak loyal dan patuh mengikuti seluruh gerak pikiran, perasaan, dan naluri musiknya. Detik demi detik,  akhirnya selesailah Candra Buana ditangan Belly.

Ketua Jurusan Sendratasik, Dr. Udi Utomo, M.Si., menyatakan bangga atas diselenggarakannya konser mahasiswa. Harapannya, konser ini tidak hanya dilaksanakan sekali saja, tetapi dalam kesempatan yang lain tetap di pentaskan dalam bentuk yang berbeda.

 

No comments:

Post a Comment