Monday 13 June 2022

Tahun Ketiga, Program Literasi Merdeka Berwirausaha PHP2D KBBI FBS Tercapai

Menerima pendanaan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) 2020 yang sekarang Bernama Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa), tim pengabdian KBBI FBS UNNES melakukan monitoring program di Desa Rogomulyo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang pada Sabtu (12/06).

Dalam kegiatan monitoring program di tahun ketiga ini, anggota tim pengabdian bersama dosen pendamping berfokus pada peninjauan kelembagaan dan perkembangan paguyuban kriya bambu ‘Dheling Art Rogomulyo’, yang sekarang sudah resmi menjadi bagian dari UMKM Cluster Craft di Kabupaten Semarang.

“Pascapelaksanaan program, kami tetap memantau progress pembuatan kriya bambu dan pemasarannya melalui aktivitas mereka di media sosial. Pada tahun ketiga ini, kegiatan monitoring dilakukan sebagai upaya untuk memantau tumbuh kembang paguyuban kriya bambu tersebut secara langsung,” ungkap tim PHP2D UNNES Yuni.

Selaras dengan itu, dosen pendamping pengabdian, Diyamon Prasandha M.Pd., juga menyampaikan bahwa kegiatan monitoring program di tahun ketiga tidak hanya bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan kelompok binaan, namun yang lebih utama adalah untuk mengidentifikasi ketercapaian hasil program.

“Program literasi merdeka berwirausaha ini memang bertujuan untuk membentuk kelompok wirausaha desa yang dapat bergerak secara aktif, mandiri, dan inovatif. Karenanya, pada monitoring program tahun ketiga ini kami mendampingi dan memantau kelompok binaan agar bisa bergerak secara aktif dan mandiri. Hal ini tentu diukur dengan ketercapaian indikator program sesuai dengan roadmap kegiatan,” jelasnya.

Dalam kunjungan tersebut, kelompok binaan kriya bambu Dheling Art menyampaikan progress yang signifikan selama setahun terakhir ini.

“Kelompok Dheling Art yang sebelumnya hanya menjadi bagian dari Desa Rogomulyo, sekarang sudah menjadi bagian UMKM di Kabupaten Semarang. Hal ini tentu berdampak positif terhadap perkembangan usaha kami, terlebih dalam hal jejaring kemitraan,” papar Sukadi, selaku ketua kriya bambu Dheling Art.

Sebagai bagian dari UMKM di Kabupaten Semarang, tim kriya bambu Dheling Art juga mendapatkan pendampingan dan pelatihan lanjutan secara rutin dari dinas terkait, yakni Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Semarang.

Pemerintah Desa Rogomulyo juga menjadikan kriya bambu sebagai program unggulan desa, dalam upaya terwujudnya Desa Rogomulyo menjadi desa wisata. Sejalan dengan itu, tim kriya Dheling Art mendapatkan pendampingan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang.

“Sebagai salah satu upaya mendorong terbentuknya Desa Rogomulyo menjadi desa wisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang turut memberikan pendampingan kepada tim kriya Dheling Art. Hal ini tentu mendorong keterlibatan Dheling Art dalam berbagai event dan pameran produk di Kabupaten Semarang,” tandas Sukadi.

Sementara, koordinator pemasaran tim kriya Dheling Art juga menyebutkan bahwa keterlibatan Dheling Art dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Semarang, turut mendorong pemasaran produk.

“Produk-produk Dheling Art sudah terkirim ke berbagai pulau di Indonesia, termasuk Jawa, NTT dan Kalimantan. Hal ini tentu membuat kami, selaku pelaku usaha, cukup bangga bahwa produk buatan lokal masih menjadi minat masyarakat luas di Indonesia,” ungkap Suwardi.

Selain itu, Suwardi juga menyampaikan bahwa jejaring kemitraan Dheling Art menjadi dorongan utama kami untuk turut bergerak aktif sebagai pelaku wirausaha desa, bukan hanya untuk Desa Rogomulyo, melainkan juga untuk Kabupaten Semarang.

“Fokus kami sekarang adalah bagaimana tim kriya Dheling Art ini mampu menembus pangsa pasar internasional. Hal itulah yang kami terus upayan untuk turut mendorong perkembangan UMKM di Kabupaten Semarang,” pungkasnya.


from Universitas Negeri Semarang

No comments:

Post a Comment