Wednesday 25 November 2020

Pusat Inovasi dan Komersialisasi UNNES Melakukan Pengabdian “Budiksamber” Demi Mewujudkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga

Masa pandemi Covid-19 membuat beberapa aktivitas dan perekonomian masyarakat mulai terganggu. Dampak yang ditimbulkan dari pandemi tersebut salah satunya adalah sulitnya distribusi pangan karena jalur distribusi yang terhambat akibat adanya pembatasan sosial (social distancing). Padahal di masa pandemi, asupan gizi masyarakat harus terpenuhi demi menjaga imun agar terhindar dari wabah virus penyakit. Selain itu, tidak sedikit masyarakat yang takut untuk membeli bahan pangan yang tidak diketahui asal-usul dan kualitasnya. Oleh karena itu, Pusat Inovasi dan Komersialisasi Universitas Negeri Semarang menuangkan ide berupa Budidaya Ikan dan Sayuran Dalam Ember (Budiksamber). Ide tersebut sebagai wujud kepedulian civitas akademika untuk membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pangan yang higienis dan ekonomis serta bersifat kontinue.

Pengabdian Budiksamber tersebut dilaksanakan di Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Jawa Tengah Kegiatan tersebut diikuti oleh masyarakat desa setempat namun dalam jumlah yang terbatas karena demi mematuhi protokol kesehatan. Lokasi Desa Kopeng dipilih karena kondisi masyarakat yang cenderung petani sayuran namun jarang sekali yang memelihara ikan sehingga kebutuhan bahan pangan ikan harus membeli. Sedangkan ketika masyarakat harus membeli, tentunya akan dihadapkan pada harga yang cukup tinggi dan jaminan kebersihan yang belum pasti. Sehingga implementasi Budiksamber ini dapat menjadi solusi bagi pemenuhan gizi di tengah pandemi.

Prof Dr Sucihatiningsih DWP MSi selaku Kepala Pusat Inovasi dan Komersialisasi UNNES menyampaikan bahwa akses pangan bagi masyarakat yang berkualitas, terjangkau dan tersedia secara kontinue harus terjamin demi terwujudnya ketahanan pangan yang berkelanjutan. Implementasi Budiksamber ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga karena dilakukan dipekarangan rumah tanpa memerlukan lahan yang luas. Selain itu, keunggulan lain dari Budiksamber ini adalah biaya implementasi dan perwawatan yang terjangkau. Budiksamber ini juga dapat dipanen setiap saat dan bertahap sehingga kebutuhan pangan dapat tersedia kapanpun dan dimanapun.

Dalam sambutannya, Prof Suci sebagai pakar ekonomi pertanian menuturkan bahwa distribusi komoditas pertanian khususnya bahan pangan masih terkendala oleh panjangnya rantai distribusi sehingga margin harga antara petani dan konsumen masih tinggi. Akibatnya, harga pangan ditingkat petani murah dan ditingkat konsumen mahal. Dengan pengaplikasian Budiksamber oleh rumah tangga ini, diharapkan dapat menekan biaya konsumsi bahan pangan.

Dalam implementasinya, kegiatan budiksamber ini menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan pangan yang bergizi yang mencakup dari sumber pangan hewani dan nabati. Ikan yang dibudidayakan adalah ikan lele. Pemilihan ikan ini dikarenakan bibitnya yang murah, perawatan mudah, dan cepat dipanen. Sedangkan sayuran yang dipilih dalah kangkung dan sawi karena sayuran jenis tersebut mudah untuk dibudidayakan. Dalam satu ember kapasitas 80 liter dapat diisi 60-70 ekor lele dan 13 cup untuk media tanam sayuran. Dengan pemeliharaan sekitar 60 hari, ikan lele sudah siap dipanen dengan perhitungan hasil panen mencapai 6-7 kali. Sedangkan untuk sayurannya dapat dipanen dalam rentang waktu 15 hari sekali, sehingga dalam kurun waktu 60 hari dapat memanen sayuran empat kali. Jika memang hasil panen melebihi kebutuhan pangan harian, maka rumah tangga dapat menjual sebagian hasil panen sehingga dapat menjadi tambahan pendapatan.

Bentuk pelaksanaan pengabdian Budiksamber ini mencakup beberapa kegiatan antara lain (1) Memberikan pelatihan budidaya ikan dan sayuran dalam ember, (2) Memberikan pendampingan untuk menjamin kualitas ikan dan sayuran yang dihasilkan agar layak dikonsumsi, (3) Melakukan supervisi untuk memastikan program pengabdian yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menginspirasi bagi semua kalangan untuk bersama-sama mewujudkan ketahan pangan rumah tangga yang berkelanjutan. Harapan lainnya adalah masyarakat mulai sadar dan tertarik untuk memanfaatkan lahan terbatas menjadi lahan produktif dengan mengaplikasikan Budiksamber.


from Universitas Negeri Semarang

No comments:

Post a Comment